Seneca: “Yang Paling Kuat Adalah Ia yang Menguasai Dirinya Sendiri”
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA – Dalam dunia yang semakin cepat berubah dan penuh tekanan, banyak orang mengejar kekuatan: kekuatan finansial, pengaruh sosial, atau dominasi atas orang lain. Namun filsuf Stoik kuno, Seneca, menyampaikan pandangan yang sangat berbeda dan justru menampar kesadaran kita:
“Most powerful is he who has himself in his own power.”
(Yang paling kuat adalah ia yang menguasai dirinya sendiri.)
Kekuatan sejati, menurut Seneca, bukan berasal dari luar diri. Bukan dari jabatan, harta, atau pengakuan orang lain. Kekuatan sejati datang saat kita mampu mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan kita sendiri—terutama ketika sedang berada dalam kondisi paling sulit.
Menguasai Diri di Tengah Kekacauan
Banyak orang terlihat kuat dari luar, tetapi goyah ketika diuji tekanan atau ditantang emosi. Sebaliknya, mereka yang benar-benar kuat adalah mereka yang tidak membiarkan amarah menguasai keputusan, tidak membiarkan ketakutan melumpuhkan langkah, dan tidak membiarkan ego merusak hubungan.
Seneca mengajak kita untuk berfokus ke dalam: belajar mengelola respons, bukan mencoba mengendalikan dunia. Ini adalah kekuatan yang tidak bisa dirampas oleh siapa pun.
Kontrol Diri: Aset yang Paling Jarang Dimiliki
Di era digital, kita sering tergoda untuk bereaksi spontan: membalas komentar, membuat keputusan impulsif, atau mengikuti tren tanpa berpikir panjang. Padahal, justru kemampuan untuk berhenti sejenak, berpikir, dan bertindak dengan sadar adalah tanda seseorang telah benar-benar kuat secara mental dan emosional.