Socrates dan Pernikahan: Antara Kebahagiaan dan Filsafat

Socrates dan Xanthippe
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA — Socrates, filsuf besar dari Yunani Kuno, dikenal dengan berbagai pemikirannya yang mendalam dan seringkali disampaikan dengan humor. Salah satu kutipan terkenalnya tentang pernikahan berbunyi:

“Belajar Filsafat Berarti Belajar Bagaimana Menjadi Manusia”: Gagasan Revolusioner Pierre Hadot

"Dengan segala cara, menikahlah. Jika kamu mendapatkan istri yang baik, kamu akan bahagia; jika kamu mendapatkan yang buruk, kamu akan menjadi filsuf."

Kutipan ini, meskipun terdengar jenaka, menyimpan makna yang dalam mengenai dinamika pernikahan dan pertumbuhan pribadi.

Pierre Hadot: “Filsafat adalah Pilihan Eksistensial yang Menuntut Transformasi Cara Hidup”

Makna di Balik Kutipan Socrates

Secara sekilas, pernyataan Socrates ini tampak seperti lelucon tentang pernikahan. Namun, jika ditelaah lebih lanjut, ia mencerminkan pandangan Socrates tentang bagaimana pengalaman hidup, termasuk pernikahan, dapat menjadi sarana untuk refleksi dan pengembangan diri.

Socrates dan Rahasia Hidup Bahagia: Mengapa Hidup yang Baik Lebih Penting daripada Sekadar Hidup

Dalam konteks ini, pernikahan dengan pasangan yang baik membawa kebahagiaan dan ketenangan. Sebaliknya, pernikahan yang penuh tantangan dapat mendorong seseorang untuk merenung, memahami diri sendiri, dan akhirnya menjadi lebih bijaksana—seperti seorang filsuf.

Pernikahan sebagai Jalan Menuju Kebijaksanaan

Halaman Selanjutnya
img_title