Socrates Bongkar Kunci Kebahagiaan Sejati: “Berhentilah Mengejar yang Tak Kamu Miliki, Nikmatilah Apa yang Sudah Ada”

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA — Di tengah gaya hidup serba konsumtif dan keinginan tak berujung, kutipan legendaris dari filsuf Yunani kuno, Socrates, kembali menggema: Kunci kebahagiaan adalah tidak menginginkan apa yang tidak kamu miliki, melainkan menikmati apa yang sudah kamu miliki.” Ucapan ini tidak hanya sekadar nasihat klasik, tetapi juga menjadi panduan hidup yang relevan bagi masyarakat modern yang diliputi hasrat untuk selalu memiliki lebih banyak.

“Kesempatan Tidak Akan Menunggu Selamanya; Keberanianlah yang Menciptakan Peluang”Kutipan Terbaik Niccolò Machiavelli

Socrates, filsuf besar yang hidup pada abad ke-5 sebelum Masehi, dikenal sebagai sosok yang tidak mengejar kemewahan materi, tetapi lebih mementingkan kehidupan batin yang seimbang dan bermakna. Baginya, kebahagiaan bukanlah soal kepemilikan, tetapi soal cara memandang hidup.

Menikmati yang Ada, Bukan Meratapi yang Tidak Ada

Seneca dan Filosofi Anti-Panik: Cara Menghadapi Hidup yang Penuh Tekanan

Socrates menyadari bahwa manusia cenderung hidup dalam kekurangan semu—merasa tidak pernah cukup, meskipun sebenarnya memiliki lebih dari cukup. Keinginan yang terus tumbuh, jika tidak dikendalikan, bisa menjadi sumber penderitaan. Dalam konteks ini, ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati justru muncul ketika seseorang mampu menghargai dan menikmati hal-hal yang telah ia miliki, bukan terus mengejar yang belum tentu diperlukan.

Pesan ini semakin penting di era digital saat ini, ketika media sosial memperlihatkan gaya hidup glamor dan pencapaian orang lain, membuat banyak orang merasa tertinggal. Padahal, seperti yang diingatkan Socrates, kebahagiaan tidak terletak pada “memiliki segalanya”, tetapi pada kemampuan untuk bersyukur atas apa yang telah dimiliki.

Seneca: Filsuf Kaya Raya yang Menulis tentang Kesederhanaan, Apakah Ia Munafik?

Kebahagiaan Menurut Socrates: Seni Mengelola Keinginan

Dalam ajarannya, Socrates tidak menyuruh orang untuk pasrah atau berhenti bermimpi, tetapi ia menekankan pentingnya memilah antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan yang tak terbatas sering kali menjauhkan seseorang dari kebahagiaan, karena selalu ada sesuatu yang lebih dari yang sudah dimiliki.

Halaman Selanjutnya
img_title