Satu Sama Lain: Pelajaran Kemanusiaan dari Marcus Aurelius untuk Membangun Toleransi dan Kolaborasi

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA — “Semua manusia diciptakan satu untuk yang lain: maka, ajarilah mereka jika mereka salah, atau bersabarlah terhadap mereka.” Kutipan penuh makna ini berasal dari Marcus Aurelius, kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoik yang karya-karyanya terus menginspirasi hingga hari ini. Kata-katanya mengandung pelajaran berharga yang sangat relevan dalam kehidupan sosial, politik, dan teknologi zaman sekarang: kita semua saling terhubung, dan karenanya, kita hanya memiliki dua pilihan—mendidik atau menerima.

Ryan Holiday: "Pengendalian Diri adalah Bentuk Tertinggi dari Kebebasan" – Kekuatan Stoik dalam Menata Hidup Modern

Kehidupan modern dipenuhi perbedaan—pendapat, budaya, nilai, dan cara pandang. Namun, dalam perbedaan itu pula terkandung peluang kolaborasi dan pertumbuhan. Menyadari bahwa kita “diciptakan satu untuk yang lain” bukan hanya pernyataan moral; ini adalah panggilan untuk membangun masyarakat yang inklusif, saling belajar, dan saling memahami.

Makna Filosofis: Sebuah Panduan Hidup Bersama

Seneca: Kamu bertanya, apa batas yang tepat untuk kekayaan seseorang? Pertama, memiliki yang esensial. Kedua, …

Marcus Aurelius meyakini bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak hidup sendirian di dunia ini. Karena itu, interaksi dan kerja sama adalah bagian esensial dari eksistensi kita. Tetapi kenyataannya, kita sering berhadapan dengan orang yang berpikir berbeda, bersikap menjengkelkan, bahkan menyakiti kita.

Bagaimana kita merespons mereka?

Ryan Holiday: Kebijaksanaan Tidak Datang dari Banyak Bicara, Tetapi dari Banyak Mendengar

Stoisisme memberikan dua jawaban yang sederhana namun tegas: jika bisa, ajari mereka. Jika tidak bisa, bersabarlah. Jangan meracuni hidup kita dengan kebencian atau kemarahan. Jangan berharap dunia dan orang lain akan berubah demi kita. Tapi kita bisa menjadi teladan, memberi pengaruh lewat tindakan dan sikap kita.

Bayangkan jika prinsip ini diterapkan di media sosial, dunia kerja, bahkan politik nasional. Alih-alih saling menghujat, kita berusaha memahami dan mendidik. Dan jika edukasi tidak berhasil? Kita memilih bersabar dan menjaga integritas.

Halaman Selanjutnya
img_title