Memento Mori: Ryan Holiday dan Pengingat Stoik yang Menggetarkan Jiwa
- Speaker.com
Malang, WISATA – “Memento Mori—ingatlah bahwa kamu akan mati.” Kutipan ini mungkin terdengar kelam bagi sebagian orang, namun bagi Ryan Holiday, tokoh Stoik kontemporer yang karyanya mendunia, frasa ini justru adalah kunci untuk hidup dengan penuh kesadaran, keberanian, dan tujuan. Dalam ajaran Stoisisme, mengingat kematian bukan berarti putus asa, melainkan jalan untuk menyadari nilai dari setiap momen kehidupan.
Dengan popularitas bukunya The Daily Stoic dan Ego is the Enemy, Holiday membawa kembali filosofi kuno dari Marcus Aurelius, Seneca, dan Epictetus ke ranah kehidupan modern, membungkusnya dalam bahasa yang bisa dipahami siapa saja. “Memento Mori” adalah salah satu konsep utama yang ia sampaikan—sebuah kalimat Latin yang berarti “Ingatlah bahwa kamu akan mati”.
Mengapa Harus Mengingat Kematian?
Dalam pandangan umum, kematian sering dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindari atau dilupakan. Tapi dalam Stoisisme, pemahaman akan kematian justru menjadi kunci untuk hidup sepenuhnya. Ryan Holiday menyebut “Memento Mori” sebagai alarm eksistensial—pengingat bahwa waktu kita terbatas, dan karena itu sangat berharga.
“Kematian bukan sesuatu yang harus ditakuti. Ia adalah pengingat bahwa kita tidak punya waktu untuk menyia-nyiakan hidup.” – Ryan Holiday
Dengan menyadari bahwa hidup ini singkat, kita terdorong untuk membuat keputusan yang lebih bermakna, mencintai lebih dalam, bekerja lebih jujur, dan memaafkan lebih cepat.
Memento Mori dalam Kehidupan Sehari-hari