Jika Kamu Merasa Tersiksa oleh Hal Eksternal, Penderitaan Itu Berasal dari Persepsimu, Bukan dari Hal Tersebut
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Pernahkah kamu merasa kesal karena komentar orang lain? Atau kecewa karena harapanmu tidak tercapai? Semua itu tampaknya datang dari luar. Tapi tahukah kamu, menurut Marcus Aurelius, sebenarnya penderitaan kita berasal dari persepsi kita sendiri — bukan dari peristiwa atau orang lain itu sendiri?
Dalam dunia yang penuh tekanan, kemacetan, tuntutan pekerjaan, ekspektasi sosial, dan media sosial yang terus membandingkan hidup kita dengan orang lain, mudah sekali merasa lelah, cemas, dan tersiksa. Namun, filsuf dan Kaisar Romawi ini mengingatkan kita akan satu hal penting: kita bukan korban dari dunia luar, melainkan pencipta dari dunia batin kita sendiri.
Artikel ini akan mengupas makna mendalam dari kutipan Marcus Aurelius tersebut dan bagaimana kita bisa menggunakannya sebagai kunci untuk mengelola stres, membangun ketahanan emosional, dan menemukan ketenangan di tengah kekacauan hidup modern.
Stoisisme: Filsafat untuk Kehidupan Nyata
Marcus Aurelius adalah tokoh penting dari aliran filsafat Stoik. Ia memimpin Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 Masehi, namun di balik kejayaan militernya, ia adalah seorang pemikir yang dalam. Meditations, buku renungan pribadinya, menjadi warisan spiritual yang tetap relevan hingga saat ini.
Salah satu prinsip utama Stoisisme adalah dikotomi kendali: ada hal-hal yang bisa kita kendalikan (pikiran, reaksi, tindakan kita), dan ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan (cuaca, komentar orang, masa lalu, kematian). Stoisisme mengajarkan bahwa penderitaan muncul bukan karena apa yang terjadi, tetapi dari cara kita memaknainya.
Seperti yang dikatakan Marcus Aurelius:
"Jika kamu merasa tersiksa oleh hal eksternal, penderitaan itu bukan dari hal tersebut, melainkan dari persepsimu tentang hal itu – dan kamu bisa mengubah persepsimu."