Zeno dari Citium: Belajarlah Bersyukur atas Apa yang Dimiliki, Bukan Terjebak dalam Keinginan Tak Berujung
- Cuplikan layar
Zeno seakan sudah meramalkan tantangan besar di abad ke-21: budaya konsumtif dan ilusi kebahagiaan dari hal-hal di luar diri. Media sosial, iklan, dan gaya hidup serba instan seringkali membuat kita merasa tidak cukup. Kita membandingkan hidup kita dengan orang lain dan lupa menghargai apa yang sudah kita miliki.
Ketidakpuasan terus-menerus inilah yang kemudian mengikis kebahagiaan sejati. Orang terus mengejar tanpa menikmati. Seperti mendaki gunung tanpa pernah berhenti untuk menikmati pemandangan.
Latihan Bersyukur: Kunci Ketenteraman
Zeno mendorong kita untuk kembali kepada kesadaran sederhana: menghargai momen ini dan apa yang ada saat ini. Latihan bersyukur bukanlah bentuk pasrah, melainkan bentuk kebijaksanaan. Itu bukan berarti kita berhenti bermimpi atau bercita-cita, tetapi kita tidak membiarkan keinginan yang belum tercapai merusak kebahagiaan atas apa yang sudah kita genggam.
Bersyukur bisa dilakukan lewat hal-hal kecil: menikmati makan siang dengan tenang, mengingat momen bersama keluarga, atau sekadar menyadari bahwa tubuh kita sehat hari ini. Hal-hal sederhana yang sering terlewat, padahal begitu berharga.
Relevansi Ajaran Zeno bagi Masyarakat Modern
Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, tekanan sosial yang tinggi, dan dunia kerja yang penuh persaingan, pesan Zeno sangat relevan. Banyak orang mengalami stres, depresi, bahkan kehilangan arah karena terlalu fokus pada apa yang belum dimiliki.