Belajar Sabar dari Chrysippus: Jangan Reaktif, Tetap Rasional

Chrysippus
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA — Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang mudah terpancing emosi dan bertindak reaktif. Padahal, salah satu kunci hidup damai dan penuh kebijaksanaan justru terletak pada kesabaran dan kemampuan untuk tetap rasional, seperti yang diajarkan oleh Chrysippus, filsuf besar dari aliran Stoikisme. Dalam filsafatnya, Chrysippus menekankan pentingnya pengendalian diri sebagai bentuk tertinggi dari kekuatan akal.

Pierre Hadot dan Makna Kedamaian Batin: Filosofi Kuno yang Masih Relevan di Zaman Modern

Sebagai tokoh sentral dalam perkembangan Stoikisme, Chrysippus percaya bahwa reaksi impulsif terhadap situasi sulit hanya akan memperburuk keadaan, sedangkan sikap sabar dan berpikir jernih akan membawa manusia pada kebijaksanaan dan ketenangan batin yang sejati.

Siapa Chrysippus?

“Belajar Filsafat Berarti Belajar Bagaimana Menjadi Manusia”: Gagasan Revolusioner Pierre Hadot

Chrysippus dari Soli (279–206 SM) adalah filsuf Yunani yang dikenal sebagai “arsitek sistem Stoikisme.” Ia memperkuat ajaran Zeno dan Cleanthes, serta memadukannya dalam sistem logika, etika, dan fisika yang komprehensif. Salah satu prinsip utama dalam ajaran Chrysippus adalah bahwa kebajikan hanya bisa dicapai melalui akal yang tenang dan emosi yang terkendali.

“Setiap kesulitan adalah ujian bagi ketangguhan pikiran; hadapilah dengan kepala dingin dan hati yang tabah.” — Chrysippus

"Filsafat Tidak Dilahirkan dari Rasa Ingin Tahu, tetapi dari Rasa Cemas": Pesan Mendalam Pierre Hadot

Mengapa Kesabaran Penting dalam Stoikisme?

Dalam Stoikisme, kesabaran bukan sekadar menunggu tanpa keluhan, melainkan kemampuan untuk tetap tenang dan rasional dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan atau di luar kendali kita. Kesabaran merupakan manifestasi dari penguasaan diri dan kedewasaan moral.

Halaman Selanjutnya
img_title