Massimo Pigliucci: “Waktu adalah Sumber Daya yang Tidak Bisa Diperbarui — Gunakannya dengan Bijak”
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA - Dalam era digital yang dipenuhi dengan gangguan, tuntutan, dan hiburan instan, filsuf modern Massimo Pigliucci mengingatkan kita akan satu hal yang paling berharga namun sering diabaikan: waktu. Lewat kutipan tegasnya, “Waktu adalah sumber daya yang tidak bisa diperbarui — gunakannya dengan bijak,” Pigliucci menekankan bahwa waktu bukan hanya berlalu, tetapi juga menghilang selamanya.
Waktu: Aset Terbesar yang Kita Miliki
Bagi para filsuf Stoik, termasuk Epictetus dan Marcus Aurelius yang menjadi rujukan utama Pigliucci, waktu bukan sekadar durasi—melainkan ruang untuk bertindak secara bijak. Tidak seperti uang atau reputasi, waktu tidak bisa disimpan, diproduksi ulang, atau dibeli kembali. Setiap detik yang lewat adalah potongan hidup yang tak kembali.
Pigliucci, dalam bukunya How to Be a Stoic (2017), menggambarkan waktu sebagai “mata uang kehidupan.” Kita sering kali membelanjakannya tanpa berpikir, memberi terlalu banyak untuk hal-hal yang tak penting, dan terlalu sedikit untuk refleksi, pembelajaran, serta hubungan bermakna.
Mengapa Kita Harus Menjadi Bijak dalam Menggunakan Waktu?
1. Waktu Tidak Menunggu
Tidak seperti sumber daya lain, waktu terus berjalan tanpa bisa dihentikan atau diperlambat. Ia tidak mengenal kompromi. Apa yang tidak kita lakukan hari ini, mungkin tidak bisa kita lakukan esok hari.
2. Kesibukan Tidak Sama dengan Produktivitas
Pigliucci mengkritik obsesi modern terhadap kesibukan. Menurutnya, mengisi waktu dengan aktivitas tanpa makna justru menjauhkan kita dari kebajikan dan tujuan hidup sejati. “Jangan hanya sibuk. Jadilah bermakna,” tulisnya dalam salah satu esainya.