Marcus Aurelius: Bahaya Kemarahan Lebih Berat dari Penyebabnya
- Cuplikan layar
2. Evaluasi apa yang memicu amarah.
Apakah hal tersebut benar-benar penting? Apakah sepadan dengan kerusakan yang mungkin ditimbulkan?
3. Alihkan fokus.
Alih-alih bereaksi negatif, cobalah alihkan energi ke hal-hal produktif seperti menulis jurnal, berolahraga, atau berbicara dengan teman yang bijak.
4. Latih empati.
Kadang, memahami perspektif orang lain bisa membantu kita memaafkan dan melepaskan amarah.
5. Ingat akibat jangka panjang.
Seperti kata Marcus, akibat dari amarah bisa lebih berat dan menyakitkan dibanding penyebabnya. Maka pikirkan dampaknya sebelum bertindak.
Ketenangan adalah Kekuatan
Bagi Marcus Aurelius, ketenangan bukanlah kelemahan. Justru itulah kekuatan sejati seorang manusia yang sadar. Ketika kita mampu tetap tenang dalam badai, saat itulah kita benar-benar menunjukkan kebesaran hati.
Dalam menghadapi situasi hidup yang penuh tekanan, kita dihadapkan pada pilihan: membiarkan diri larut dalam amarah, atau tetap berpikir jernih dan bertindak bijak. Pilihan ini akan menentukan tidak hanya hasil dari situasi tersebut, tetapi juga kualitas hidup kita secara keseluruhan.