Seneca: “Amarah yang Tak Terkendali Lebih Menyakiti Kita Daripada Luka yang Menyebabkannya”

Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Stoikisme menekankan pentingnya mengendalikan apa yang berada dalam kekuasaan kita—pikiran, tindakan, dan reaksi kita. Emosi seperti amarah, jika tidak diatur, akan menjadikan kita budak emosi sendiri. Seneca mengajarkan bahwa kematangan spiritual seseorang dapat dilihat dari kemampuannya untuk tetap tenang di tengah provokasi.

John Sellars: Kita Tidak Bisa Mengontrol Hasil, Tapi Bisa Mengontrol Cara Kita Bertindak

Baginya, orang yang bijaksana bukanlah yang tidak pernah marah, tetapi yang tidak membiarkan amarah menguasai dirinya.

Dampak Nyata Amarah Tak Terkendali

Chrysippus: Setiap Kesulitan adalah Ujian untuk Ketangguhan Pikiran; Hadapi dengan Kepala Dingin serta Hati yang Tabah

Dalam dunia modern, banyak contoh nyata yang mencerminkan kebenaran kutipan Seneca. Mulai dari pertikaian keluarga yang berujung kekerasan, pertengkaran di tempat kerja, hingga konflik di media sosial yang membesar hanya karena emosi sesaat. Semua itu menunjukkan betapa mahalnya harga yang harus dibayar ketika kita gagal menahan diri.

Sebuah studi dari American Psychological Association bahkan menyebutkan bahwa kemarahan kronis dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik seperti peningkatan tekanan darah, penyakit jantung, hingga masalah mental seperti depresi dan kecemasan.

Chrysippus: "Rasionalitas adalah Cahaya yang Menuntun Langkah Kita di Tengah Kegelapan Nafsu"

Langkah Bijak Menyikapi Amarah

1.     Berhenti dan Tarik Napas: Saat emosi memuncak, beri diri Anda jeda beberapa detik untuk menarik napas dalam-dalam. Ini sederhana tapi efektif untuk menghindari tindakan impulsif.

Halaman Selanjutnya
img_title