Massimo Pigliucci: Kebahagiaan Sejati Tidak Berasal dari Eksternal, Tapi dari Cara Kita Menjalani Hidup dengan Kebajikan

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – Di tengah dunia modern yang penuh tekanan dan tuntutan gaya hidup, banyak orang mengejar kebahagiaan melalui harta, status sosial, atau pengakuan dari orang lain. Namun, Massimo Pigliucci, seorang filsuf modern dan tokoh Stoikisme terkemuka, justru mengajak kita melihat kebahagiaan dari sudut pandang yang berbeda.

Friedrich Nietzsche dan Konsep Mengejutkan: Manusia Hanyalah Tali antara Binatang dan Manusia Unggul

Menurutnya, "Kebahagiaan sejati tidak berasal dari hal eksternal, tapi dari cara kita menjalani hidup dengan kebajikan."
Pernyataan ini bukan sekadar nasihat moral, tetapi inti dari ajaran Stoikisme, sebuah filosofi kuno yang kini kembali relevan untuk membantu manusia menjalani hidup yang bermakna di era serba cepat.

Bukan dari Apa yang Kita Miliki, Tapi Siapa Kita

Jules Evans: “Ketahanan Sejati Muncul dari Kemampuan Menerima Apa yang Tidak Dapat Diubah”

Dalam bukunya How to Be a Stoic, Pigliucci menjelaskan bahwa terlalu banyak orang menggantungkan rasa bahagia pada hal-hal yang tidak mereka kendalikan: kekayaan, jabatan, popularitas, hingga validasi orang lain. Padahal, semua itu bersifat sementara dan rapuh.

Sebaliknya, Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan berasal dari dalam, dari sikap batin kita terhadap dunia, dan dari cara kita hidup sesuai dengan kebajikan seperti:

  • Kejujuran
  • Keadilan
  • Kebijaksanaan
  • Keberanian
Makna Cinta Menurut Friedrich Nietzsche: Keberanian untuk Bertarung demi Nilai yang Kau Ciptakan Sendiri

Ketika kita hidup selaras dengan nilai-nilai tersebut, kita membangun fondasi kebahagiaan yang tidak mudah tergoyahkan, bahkan oleh situasi terburuk sekalipun.

Halaman Selanjutnya
img_title