Massimo Pigliucci: Kebahagiaan Sejati Tidak Berasal dari Eksternal, Tapi dari Cara Kita Menjalani Hidup dengan Kebajikan
- Cuplikan layar
Mengapa Hal Eksternal Tidak Cukup?
Coba bayangkan: seseorang bisa memiliki rumah mewah, kendaraan mahal, dan popularitas di media sosial — tetapi tetap merasa hampa, cemas, bahkan depresi. Ini bukan fenomena baru. Banyak selebritas atau tokoh kaya yang secara terbuka menyatakan bahwa harta dan ketenaran tidak serta-merta membawa kebahagiaan sejati.
Pigliucci dan para Stoik menekankan bahwa jika kita mengandalkan kebahagiaan dari hal-hal eksternal, maka kita menempatkan nasib emosional kita di luar kendali sendiri. Saat hal-hal itu hilang, maka hilang pula kebahagiaan kita.
Hidup dengan Kebajikan: Jalan Menuju Ketenteraman Batin
Apa yang dimaksud "menjalani hidup dengan kebajikan"?
Bagi Stoik, itu artinya mengambil keputusan yang benar, meskipun sulit.
Itu juga berarti bersikap adil, meskipun tidak ada yang melihat, dan tetap tenang dalam menghadapi situasi yang tak bisa diubah.
Pigliucci percaya bahwa menjadi manusia yang baik lebih penting daripada sekadar menjadi manusia yang sukses. Dan menariknya, orang yang hidup dengan kebajikan sering kali juga merasakan kedamaian, harga diri, dan makna hidup yang mendalam — sesuatu yang tidak bisa dibeli.