Apakah Takdir Itu? Boethius dan Dialog Abadi tentang Kebebasan dan Ketetapan Ilahi
- Cuplikan layar
Dalam argumen Boethius, penting untuk membedakan antara mengetahui dan menyebabkan. Pengetahuan Tuhan tentang masa depan tidak menyebabkan peristiwa itu terjadi. Sebagaimana seseorang yang berdiri di atas bukit bisa melihat dua mobil akan bertabrakan di bawah tanpa menyebabkannya, demikian pula Tuhan bisa mengetahui pilihan manusia tanpa memaksanya.
Penjelasan ini memberi ruang bagi kebebasan manusia tanpa mengorbankan atribut ke-Maha-Tahuan Tuhan. Dengan kata lain, Boethius berusaha menyelaraskan dua konsep besar yang tampak saling bertentangan: bahwa Tuhan mengetahui segalanya, namun manusia tetap bertanggung jawab atas tindakannya.
Tuhan, Waktu, dan Kekekalan
Salah satu konsep kunci dalam pemikiran Boethius adalah perbedaan antara waktu (tempus) dan kekekalan (aeternitas). Waktu adalah urutan peristiwa yang berubah dan bergerak, sementara kekekalan adalah kepenuhan waktu yang tetap dan tak berubah. Tuhan tidak berada di dalam waktu, tetapi melampauinya.
Dengan melihat dari sudut pandang kekekalan, Tuhan melihat semua hal sekaligus. Tidak ada masa lalu atau masa depan bagi-Nya, hanya kehadiran abadi. Maka, kehendak bebas manusia tidak terancam, karena ia membuat keputusan dalam waktu, meskipun Tuhan melihatnya dari luar waktu.
Kehidupan Sebagai Ujian Moral
Bagi Boethius, dunia ini bukan panggung tanpa makna. Ia melihat kehidupan sebagai ujian moral. Manusia diberi akal budi dan kehendak untuk memilih jalan yang benar. Takdir bukanlah belenggu, tetapi kondisi tempat manusia bertindak dan menunjukkan kebajikan.