Waktu, Jiwa, dan Tuhan: Tiga Konsep Kunci dalam Pemikiran Agustinus
- Image Creator Grok /Handoko
Jakarta, WISATA – Filsafat sering kali dianggap rumit dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Namun, seorang pemikir besar dari abad ke-4, Agustinus dari Hippo, menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan terdalam tentang waktu, jiwa, dan Tuhan justru sangat berkaitan dengan pengalaman hidup manusia. Dalam karya-karya terkenalnya, terutama Confessiones dan De Trinitate, Agustinus menyajikan refleksi yang tidak hanya menyentuh teologi Kristen, tetapi juga membuka cakrawala baru dalam filsafat Barat.
Tiga konsep utama—waktu, jiwa, dan Tuhan—menjadi poros pemikirannya. Ketiganya tidak bisa dipisahkan, dan saling menjelaskan satu sama lain. Dengan bahasa yang jujur dan kontemplatif, Agustinus mengajak kita menyelami keberadaan manusia dan hubungannya dengan yang transenden.
Waktu: Misteri yang Dekat dan Tak Terjamah
Pertanyaan pertama yang sering diajukan oleh filsuf adalah: apa itu waktu? Bagi Agustinus, waktu bukanlah entitas eksternal yang bisa diukur secara objektif seperti angka pada jam. Ia menegaskan bahwa waktu hanya bisa dipahami melalui pengalaman batin manusia.
Dalam Confessiones, ia menulis, “Jika tidak ada yang bertanya padaku apa itu waktu, aku tahu. Tapi jika seseorang bertanya dan aku harus menjelaskan, aku tidak tahu.” Pernyataan ini menjadi kutipan terkenal yang menunjukkan betapa kompleksnya waktu sebagai konsep filosofis.
Agustinus membagi waktu ke dalam tiga bentuk eksistensi: masa lalu yang hidup dalam ingatan, masa kini yang hidup dalam perhatian, dan masa depan yang hidup dalam pengharapan. Semua itu terjadi dalam jiwa manusia. Maka, waktu bukanlah sesuatu yang berdiri di luar kita, melainkan pengalaman yang tertanam dalam kesadaran kita.
Jiwa: Tempat Segala Kenangan dan Harapan Bersemayam