"‘Manusia Adalah Sesuatu yang Harus Diatasi’: Gema Gagasan Radikal Friedrich Nietzsche dalam Thus Spoke Zarathustra"
- Image Creator Grok/Handoko
Malang, WISATA — Dalam dunia filsafat modern, hanya sedikit tokoh yang mampu mengguncang struktur moral dan eksistensial seperti Friedrich Nietzsche. Melalui karya magnum opus-nya Thus Spoke Zarathustra, Nietzsche memperkenalkan serangkaian ide yang tidak hanya mendobrak cara pandang manusia terhadap kehidupan, tetapi juga menggugat akar nilai-nilai yang telah mengakar selama berabad-abad. Salah satu kutipan paling ikonik dari buku ini berbunyi: “Manusia adalah sesuatu yang harus diatasi.”
Pernyataan ini bukan sekadar provokasi retoris. Ia merupakan fondasi pemikiran Nietzsche tentang Übermensch—manusia unggul yang melampaui moralitas lama dan menciptakan makna baru melalui kehendak bebas dan kekuatan batin. Gagasan ini muncul dalam konteks kritik Nietzsche terhadap nilai-nilai konvensional yang dianggap telah membelenggu potensi manusia sejati.
Memahami Makna “Manusia Harus Diatasi”
Nietzsche memandang manusia bukan sebagai pencapaian akhir dalam evolusi spiritual maupun biologis, melainkan sebagai jembatan menuju sesuatu yang lebih tinggi. Dalam kerangka ini, manusia—dengan segala kelemahannya, ketakutannya, dan keterikatannya pada dogma lama—adalah tahap transisional.
“Manusia adalah tali yang direntangkan antara binatang dan manusia unggul,” tulis Nietzsche dalam bagian awal Thus Spoke Zarathustra. Pandangan ini mencerminkan bahwa kehidupan manusia harus dilihat sebagai proses transformatif dan bukan titik akhir. Nietzsche menolak sikap puas diri yang stagnan, dan sebaliknya, mendorong setiap individu untuk terus berkembang secara mental dan spiritual.
Übermensch: Sosok Ideal dalam Pandangan Nietzsche
Konsep Übermensch atau manusia unggul tidak dimaksudkan sebagai makhluk superior secara fisik atau sosial, melainkan sebagai individu yang mampu menciptakan nilai-nilainya sendiri. Ia tidak tunduk pada norma masyarakat atau ajaran religius yang diwariskan tanpa pemikiran kritis. Dalam konteks ini, mengatasi manusia berarti keluar dari keterikatan terhadap nilai lama dan merumuskan hidup yang autentik.