Boethius: “Kebahagiaan Sejati Tidak Bergantung pada Hal-Hal Luar, Tetapi Tumbuh dari Dalam Hati”

Boethius
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Di tengah dunia yang semakin materialistis dan penuh ketidakpastian, sebuah kutipan kuno kembali menggema: Kebahagiaan sejati tidak bergantung pada hal-hal luar, tetapi tumbuh dari dalam hati.” Kalimat ini lahir dari seorang filsuf Romawi abad ke-6, Anicius Manlius Severinus Boethius, yang menulisnya bukan dari ruang kuliah atau istana kekuasaan, melainkan dari balik penjara.

Seneca: Kemiskinan Hanya Membutuhkan Sedikit, Tapi Keserakahan Tidak Pernah Cukup

Boethius, seorang intelektual terpandang yang pernah menjabat sebagai konsul di bawah Raja Theodoric, dituduh melakukan pengkhianatan dan dipenjara. Dari balik jeruji itulah, ia menulis salah satu karya filsafat paling berpengaruh dalam sejarah: The Consolation of Philosophy. Sebuah karya yang bukan hanya menjawab pertanyaan tentang kehidupan dan penderitaan, tetapi juga menawarkan penghiburan yang lahir dari kebijaksanaan.

Kutipan tersebut menjadi salah satu inti pemikiran Boethius—bahwa sumber kebahagiaan sejati bukanlah kekuasaan, harta, atau ketenaran, melainkan kebajikan yang tumbuh dari dalam diri manusia.

Seneca: Mengapa Kesuksesan Tak Pernah Membuat Kita Puas

Kebijaksanaan dalam Penderitaan

Saat menulis The Consolation of Philosophy, Boethius sedang berada pada titik terendah dalam hidupnya. Ia kehilangan segalanya—status, kebebasan, bahkan keselamatan nyawanya. Namun dari kehancuran itulah, ia menemukan kembali filosofi sebagai teman sejati.

Seneca: Kekayaan Tidak Menghapus Masalah, Hanya Mengubah Bentuknya

“Ketika dunia mencabut segala yang kau miliki, hanya kebaikan yang tinggal di hatimu yang mampu menyelamatkanmu,” tulisnya. Dalam buku itu, ia berdialog dengan alegori Filsafat, yang datang sebagai sosok perempuan bijak, membimbingnya mengatasi kesedihan dan membimbing pikirannya kembali pada kebenaran abadi.

Melawan Ilusi Duniawi

Halaman Selanjutnya
img_title