Shams Tabrizi: “Ketika Hatimu Pecah, di Sanalah Cahaya Masuk”

Shams Tabrizi
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Dalam kehidupan, tidak ada satu pun manusia yang terbebas dari luka, kehilangan, dan penderitaan. Namun, di balik setiap kesedihan, ternyata tersembunyi hikmah yang dalam. Seperti yang pernah dikatakan oleh sufi besar asal Persia, Shams Tabrizi:
“Ketika hatimu pecah, di sanalah cahaya masuk.”

Menanggapi Hidup dengan Tenang: Pelajaran Stoik dari Pierre Hadot untuk Dunia Modern

Kalimat ini bukan sekadar penghiburan puitis. Ia adalah pintu masuk menuju pemahaman spiritual yang mendalam, tentang bagaimana hati yang terluka justru menjadi sarana untuk mendekat pada kebenaran, kebijaksanaan, dan Tuhan.

Shams Tabrizi: Sufi Misterius yang Menginspirasi Dunia

Bukan Harta, tapi Kedamaian: Kunci Bahagia Menurut Epikuros

Shams Tabrizi dikenal sebagai guru spiritual Jalaluddin Rumi, penyair sufi paling terkenal dalam sejarah. Walau tidak banyak tulisan dari Shams yang tersisa, ajaran dan pemikirannya hidup dalam bait-bait puisi Rumi yang dipenuhi nilai-nilai cinta, kebebasan, dan pencerahan hati.

Shams bukan sekadar mengajarkan teori. Ia membawa transformasi jiwa. Dalam pandangannya, luka dan penderitaan bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sesuatu yang harus diselami. Karena hanya hati yang telah retaklah yang bisa menerima cahaya dari Sang Maha.

Jules Evans: “Mencintai Hidup Berarti Mencintai Perubahan, Bahkan Perubahan yang Menyakitkan”

Pecahnya Hati: Bukan Akhir, Tapi Awal

Dalam kehidupan, kita kerap berusaha menghindari rasa sakit. Kita takut gagal, takut kehilangan, dan takut dikhianati. Namun, pengalaman-pengalaman inilah yang justru memurnikan hati dan membukakan kita pada dimensi makna yang lebih dalam.

Halaman Selanjutnya
img_title