Bukan Harta, tapi Kedamaian: Kunci Bahagia Menurut Epikuros
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Di tengah budaya konsumtif dan perlombaan mengejar materi yang kian merajalela, kutipan filsuf Yunani kuno Epikuros kembali menggema: “Kebahagiaan tidak ditemukan dalam kekayaan besar, tetapi dalam jiwa yang tenang.” Ucapan ini menyentuh nurani banyak orang yang kini mulai mempertanyakan makna sejati dari hidup yang bahagia.
Epikuros, salah satu tokoh filsafat paling berpengaruh dalam sejarah, dikenal dengan ajarannya yang berfokus pada ataraxia (ketenangan batin) dan aponia (bebas dari rasa sakit) sebagai kunci hidup yang baik. Menurutnya, kekayaan materi hanyalah ilusi yang sering kali justru memperbesar rasa takut, cemas, dan ketidakpuasan.
Kritik terhadap Materialisme Modern
Dalam masyarakat modern yang sarat kompetisi, memiliki rumah besar, kendaraan mewah, dan gadget terbaru sering kali dijadikan simbol keberhasilan dan kebahagiaan. Namun, kenyataannya banyak individu yang hidup dalam kelimpahan materi justru mengalami kekosongan emosional, stres kronis, hingga depresi.
Epikuros menekankan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, bukan dari luar. “Kekayaan yang paling besar adalah jiwa yang tenang,” ungkapnya dalam ajaran yang masih terus dikaji oleh banyak pemikir modern.
Sejumlah studi ilmiah turut mendukung pandangan ini. Penelitian dari Harvard Study of Adult Development menunjukkan bahwa kualitas hubungan dan kedamaian batin memiliki korelasi lebih kuat terhadap kebahagiaan jangka panjang daripada penghasilan atau status sosial.
Kembali pada Kesederhanaan