Metode Dialektika Socrates: Mengapa Pertanyaan Lebih Kuat dari Jawaban?
- Image Creator Bing/Handoko
Contoh Dialog: “Apa itu Keberanian?”
Dalam dialog yang termasyhur, Socrates bertanya kepada seorang prajurit:
Socrates: “Apa itu keberanian?”
Prajurit: “Keberanian adalah keteguhan hati di medan perang.”
Socrates: “Apakah seseorang yang gigih menyerang tanpa perhitungan juga dapat disebut berani?”
Prajurit: “Tidak, itu sembrono.”
Socrates: “Lalu, apakah keberanian memerlukan kebijaksanaan sekaligus keteguhan hati?”
Melalui serangkaian pertanyaan, Socrates membongkar ambiguitas “keteguhan hati” dan menegaskan bahwa keberanian ideal mencakup sikap rasional, bukan sekadar nekat. Lawan bicara kemudian menyadari bahwa definisi awalnya harus diperluas: keberanian melibatkan pertimbangan, pengendalian diri, dan tujuan yang benar.
Dialog sederhana ini menunjukkan kekuatan pertanyaan:
- Ia membuka pintu peninjauan ulang setiap asumsi.
- Ia memaksa lawan bicara berpikir step-by-step.
- Ia memupuk sikap rendah hati: siap mengakui bila salah.
Mengapa Pertanyaan Lebih Kuat dari Jawaban?
1. Mengekspos Prasangka
Setiap jawaban seringkali dibentuk oleh prasangka tak disadari. Pertanyaan kritis membantu mengungkap prasangka tersebut.