Pythagoras dan Misteri Angka: Dari Matematika Menuju Spiritualitas
Minggu, 20 April 2025 - 02:40 WIB
Sumber :
- Image Creator Grok/Handoko
Ajaran Pythagoras memengaruhi banyak filsuf besar:
- Plato: Dalam karya Timaeus, Plato mengadopsi pandangan Pythagorean tentang harmoni dunia dan pentingnya struktur geometri dasar.
- Aristoteles: Meskipun mengkritik beberapa aspek mistis, ia mengakui peranan rasio dan proporsi dalam seni dan arsitektur.
- Neoplatonisme: Plotinus dan pengikutnya melanjutkan penelitian tentang angka sebagai pintu gerbang menuju alam transenden.
Baca Juga :
Socrates dan Makna Perpisahan: Antara Hidup dan Mati, Hanya Tuhan yang Tahu Mana yang Lebih Baik
Melalui saluran inilah pemikiran Pythagoras bertahan hingga Abad Kegelapan dan kemudian bangkit kembali di Renaisans, ketika ilmuwan seperti Kepler mencari pola matematika dalam gerak planet.
Relevansi Pythagoras di Era Modern
Di zaman serba digital, ilmu komputer dan kriptografi masih menelusuri jejak angka dan rasio. Beberapa contoh aplikasi pemikiran Pythagoras hari ini:
- Numerologi: Sebuah cabang pseudo-ilmiah yang menafsirkan makna angka dalam kehidupan pribadi.
- Musik Digital: Sampling dan pengolahan suara memanfaatkan rasio frekuensi yang Pythagoras temukan.
- Desain dan Arsitektur: Prinsip golden ratio (1,618…) yang digeneralisasi oleh Fibonacci, erat kaitannya dengan harmoni Pythagorean.
- Kecerdasan Buatan: Algoritma clustering kerap memanfaatkan jarak Euclidean—akar dari konsep ruang dan geometri Pythagoras.
Lebih jauh, konsep angka sebagai bahasa universal mendorong riset interdisipliner: fisika kuantum, biologi molekuler, hingga teori chaos.
Halaman Selanjutnya
Kesimpulan: Misteri Angka sebagai Warisan Abadi