Penemuan Berusia 780.000 Tahun Mengungkapkan bahwa Manusia Purba Berkembang Biak dengan Pola Makan Berbasis Tumbuhan

Biji Pohon Ek
Sumber :
  • pixabay

Malang, WISATA – Sebuah penelitian arkeologi baru di sepanjang Sungai Yordan, tepat di sebelah selatan Lembah Hula di Israel utara, mengungkap pola makan manusia purba dan menantang asumsi lama tentang kebiasaan makan prasejarah. Penelitian menunjukkan bahwa pemburu-pengumpul kuno sangat bergantung pada makanan nabati, terutama varietas bertepung, sebagai sumber energi utama. Bertentangan dengan kepercayaan umum bahwa hominid awal terutama mengonsumsi protein hewani, temuan tersebut mengungkapkan pola makan nabati yang bervariasi yang mencakup biji ek, sereal, kacang-kacangan dan tanaman air.

DNA Kuno Ungkap Pemburu-Pengumpul Eropa pada Zaman Batu Mencapai Afrika Utara dengan Perahu

Diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, penelitian multidisiplin ini berfokus pada penemuan butiran pati berusia 780.000 tahun yang ditemukan pada peralatan basal di pemukiman prasejarah dekat Gesher Benot Ya'akov. Situs ini, yang terletak di tepi kuno Danau Hula, telah menghasilkan banyak bukti arkeologi, termasuk lebih dari 20 lapisan hunian manusia, fosil tulang hewan dan sisa-sisa tanaman yang diawetkan seperti biji dan buah.

Penelitian ini merupakan bagian dari pekerjaan doktoral Dr. Hadar Ahituv di Departemen Studi dan Arkeologi Tanah Israel, Universitas Bar-Ilan, Martin (Szusz). Sekarang ia bekerja di Laboratorium Teknologi Pemrosesan Makanan Kuno (LAFPT) di Institut Arkeologi Zinman, Universitas Haifa.

Manusia Purba telah Beralih dari Sumber Api Alami ke Metode Pembuatan Api sejak 7.000 Tahun Lalu

Projek ini mempertemukan para ahli dari beberapa institusi, termasuk Prof. Nira Alperson-Afil dan Dr. Yoel Melamed dari Universitas Bar-Ilan, Prof. Naama Goren-Inbar dari Universitas Hebrew, dan Prof. Amanda Henry dari Universitas Leiden di Belanda.

Penelitian ini bertentangan dengan narasi yang berlaku bahwa pola makan manusia purba terutama didasarkan pada protein hewani, seperti yang disarankan oleh pola makan 'paleo' yang populer. Banyak dari pola makan ini didasarkan pada interpretasi tulang hewan yang ditemukan di situs arkeologi, dengan makanan nabati yang jarang diawetkan.

Penelitian Mengungkap bahwa Orang-orang telah Membuang Mayat ke Sungai Thames sejak Zaman Perunggu

Studi ini menyoroti metode canggih yang digunakan manusia purba untuk mengolah bahan tanaman. Butiran pati ditemukan pada gada dan landasan basal—alat yang digunakan untuk memecahkan dan menghancurkan makanan nabati.

Peralatan ini, yang merupakan bukti paling awal dari pengolahan makanan nabati oleh manusia, digunakan untuk menyiapkan berbagai tanaman, termasuk biji ek, sereal, kacang-kacangan dan tanaman air seperti teratai kuning dan kastanye air yang kini telah punah. Para peneliti juga mengidentifikasi sisa-sisa mikroskopis seperti serbuk sari, rambut hewan pengerat dan bulu, yang mendukung kredibilitas temuan pati.

Halaman Selanjutnya
img_title