Socrates: Filsuf Pertama yang Mati karena Berpikir Bebas?
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA- Dalam sejarah dunia, nama Socrates selalu berdiri tegak sebagai simbol keberanian intelektual. Ia bukan hanya dikenal sebagai salah satu bapak filsafat Barat, tetapi juga sebagai sosok yang memilih mati demi mempertahankan haknya untuk berpikir dan bertanya. Di tengah masyarakat Athena yang mulai tidak nyaman dengan cara berpikirnya, Socrates berdiri teguh di atas prinsip kebebasan berpikir. Pertanyaannya: apakah ia adalah filsuf pertama yang mati karena memilih untuk berpikir bebas?
Di zaman sekarang, kebebasan berpendapat dianggap hak dasar. Tapi ribuan tahun lalu di Yunani Kuno, berpikir berbeda bisa jadi ancaman bagi tatanan masyarakat. Socrates menjadi contoh nyata bahwa mempertanyakan apa yang dianggap “sudah pasti” bisa membahayakan nyawa. Namun justru dari kematiannya, lahir pelajaran besar tentang keberanian dan integritas intelektual.
Siapa Sebenarnya Socrates?
Socrates hidup di Athena pada abad ke-5 SM. Berbeda dengan filsuf lain, ia tidak pernah menulis buku. Seluruh ajarannya diketahui melalui murid-muridnya, terutama Plato. Ia dikenal karena metodenya yang disebut dialektika atau Socratic Method—mengajukan serangkaian pertanyaan untuk menguji konsistensi dan kebenaran suatu pemikiran.
Socrates tidak mengajar dengan cara biasa. Ia mendekati orang-orang di pasar, taman kota, bahkan penguasa, dan mulai berdialog. Ia mempertanyakan segalanya: keadilan, kebenaran, kebaikan, dan kebahagiaan. Namun, pertanyaan-pertanyaannya sering kali menyingkap kepalsuan dan membuat orang yang merasa berkuasa merasa terusik.
Tuduhan: Merusak Generasi Muda dan Tidak Percaya Dewa Negara
Pada tahun 399 SM, Socrates diadili oleh negara kota Athena. Ia dituduh "merusak pikiran anak muda" dan "tidak percaya pada dewa-dewa yang diakui negara." Tuduhan itu terdengar klasik, tapi sebenarnya bersifat politis. Socrates dianggap membahayakan tatanan sosial karena ajaran-ajarannya mengajak orang berpikir kritis, termasuk terhadap kebijakan pemerintah dan nilai-nilai yang dianut masyarakat saat itu.