Tulang Rahang Denisova yang sangat Langka Mengonfirmasi Adanya Sepupu Manusia yang Tersebar di Seluruh Asia
- Instagram/log.os06
Malang, WISATA – Rahang manusia misterius yang ditemukan di lepas pantai Taiwan bukan milik spesies kita atau Neanderthal, tetapi milik kerabat lain yang telah punah, Denisova.
Dalam sebuah penelitian baru, para peneliti menggunakan teknik canggih yang menganalisis protein untuk menentukan spesies mana yang memiliki tulang rahang tersebut, yang telah menjadi misteri sejak ditemukan pada awal tahun 2000-an di lepas pantai barat Taiwan. Pendekatan mereka menunjukkan bahwa individu tersebut adalah Denisova, 'sepupu' Neanderthal dan manusia yang berkeliaran di seluruh Asia selama zaman Pleistosen dan hal ini membuka pintu untuk identifikasi fosil manusia yang tidak diketahui.
"Teknik yang sama dapat dan sedang digunakan untuk mempelajari fosil hominin lain untuk menentukan apakah mereka juga merupakan Denisova, Neanderthal atau populasi hominin lainnya," kata rekan penulis penelitian Frido Welker, seorang antropolog molekuler di Universitas Kopenhagen.
Welker dan tim ahli internasional ingin lebih memahami tulang rahang Penghu 1, spesimen yang dijaring oleh seorang nelayan dari dasar Terusan Penghu, sekitar 15,5 mil (25 kilometer) di lepas pantai barat Taiwan. Dalam satu dekade sejak Penghu 1 didokumentasikan, para ahli paleoantropologi tidak sepakat mengenai apakah rahang kuat dengan gigi besar itu berasal dari Homo erectus, Homo sapiens purba atau Denisova.
Denisova adalah kerabat manusia yang telah punah yang hidup pada masa yang sama dengan Neanderthal dan Homo sapiens. Namun tidak seperti Neanderthal, yang tulangnya telah ditemukan di seluruh Eropa dan Asia Barat selama lebih dari satu abad, Denisova sebagian besar dikenal dari DNA, karena hanya segelintir fosil yang pernah ditemukan, yang sebagian besar berasal dari Gua Denisova di Siberia. Tanpa koleksi fosil yang besar, sulit bagi para ahli untuk mengidentifikasi kerangka Denisova baru dan mencari tahu di mana mereka tinggal dan bagaimana hubungannya dengan manusia.
Dengan menggunakan teknik paleoproteomik yang relatif baru atau analisis protein purba, tim peneliti menunjukkan bahwa Penghu 1 adalah jantan dan rangkaian asam amino dan protein khususnya paling mirip dengan Denisova. Mereka menerbitkan temuan mereka pada tanggal 10 April di jurnal Science.
Satu keterbatasan dari penelitian baru ini adalah Penghu 1 tidak dapat dipastikan tanggalnya menggunakan metode tradisional seperti penanggalan karbon-14 atau uranium karena spesimen tersebut tergenang air dalam waktu yang lama dan upaya ekstraksi DNA juga gagal.