Mengupas Buku Marcus Aurelius (The Philosophy of a Roman Emperor), Karya John Sellars
- Cuplikan Layar
Malang, WISATA - Di tengah popularitas kembali filsafat Stoik di era modern, nama John Sellars mencuat sebagai salah satu tokoh penting yang menghadirkan ajaran Stoik dalam bahasa yang mudah dimengerti. Salah satu karyanya yang paling menonjol adalah The Philosophy of a Roman Emperor: The Stoic World of Marcus Aurelius, sebuah buku yang menggali kehidupan, pemikiran, dan warisan filosofis Marcus Aurelius, salah satu kaisar terbesar Kekaisaran Romawi dan seorang filsuf Stoik sejati.
Buku ini bukan hanya menjadi pengantar penting tentang Marcus Aurelius, tetapi juga menjelaskan bagaimana pemikiran sang kaisar tetap relevan dan aplikatif dalam menghadapi tekanan hidup modern. John Sellars berhasil menghidupkan kembali semangat Stoik dari seorang pemimpin dunia kuno, dan menjadikannya panduan bagi mereka yang mencari makna dan ketenangan di abad ke-21.
Siapa Marcus Aurelius?
Marcus Aurelius (121–180 M) adalah Kaisar Romawi yang dikenal bukan hanya karena kepemimpinannya yang bijak, tetapi juga karena buku catatannya yang berjudul Meditations, yang ia tulis sebagai refleksi pribadi atas hidup dan prinsip-prinsip Stoik yang ia anut. Dalam tulisannya, Marcus Aurelius tidak berbicara sebagai penguasa, tetapi sebagai manusia biasa yang berusaha hidup secara benar, meskipun dikelilingi oleh tekanan politik, perang, dan penderitaan pribadi.
Ajaran Marcus Aurelius tentang menerima nasib, mengendalikan emosi, serta fokus pada kebajikan telah menjadi inspirasi selama berabad-abad. Namun, untuk memahami makna sebenarnya dari tulisan-tulisannya, dibutuhkan konteks sejarah dan pemahaman filosofis yang mendalam—dan di sinilah peran penting John Sellars.
Mengapa Buku Ini Penting?
The Philosophy of a Roman Emperor karya John Sellars bukanlah terjemahan atau interpretasi bebas dari Meditations. Buku ini lebih merupakan penuntun filosofis, yang menjelaskan latar belakang hidup Marcus Aurelius, struktur pemikiran Stoik yang ia anut, dan bagaimana pemikiran itu diwujudkan dalam tindakannya sebagai kaisar.
