Socrates: “Kebahagiaan adalah Kondisi Batin yang Berkembang Ketika Kita Hidup Sesuai dengan Nilai-Nilai Kita”

Socrates
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Socrates, filsuf legendaris Yunani Kuno, dikenal sebagai sosok yang tidak hanya mempertanyakan segala hal, tetapi juga menghidupkan makna kebijaksanaan melalui cara hidupnya. Kutipan “Kebahagiaan adalah kondisi batin yang berkembang ketika kita hidup sesuai dengan nilai-nilai kita” mencerminkan pandangan mendalam Socrates tentang esensi kebahagiaan yang sejati. Artikel ini akan menelusuri makna dari kutipan tersebut, menjelaskan pemikiran Socrates mengenai nilai-nilai, serta relevansinya dalam kehidupan modern. Dengan pendekatan naratif dan bahasa yang mudah dipahami, kita akan dibimbing untuk memahami bagaimana filosofi klasik ini bisa menjadi panduan hidup yang bermakna hari ini.

Menelusuri Jejak Pemikiran René Descartes dan Plato: Rasio, Realitas, dan Kebenaran

Siapakah Socrates?

Socrates (469–399 SM) adalah tokoh sentral dalam tradisi filsafat Barat. Ia tidak meninggalkan tulisan, tetapi pemikirannya dicatat oleh murid-muridnya seperti Plato dan Xenophon. Dikenal dengan metode tanya-jawab (Socratic Method), Socrates mendorong individu untuk berpikir kritis dan menggali kebenaran melalui dialog terbuka. Ia percaya bahwa kebijaksanaan sejati bukan berasal dari banyaknya informasi, melainkan dari kesadaran akan keterbatasan diri dan pencarian yang terus-menerus terhadap kebaikan.

Friedrich Nietzsche: "Tidak ada pengekangan yang lebih menyakitkan daripada ketidakmampuan untuk berpikir sendiri."

Socrates memandang bahwa kehidupan yang baik (eudaimonia) hanya dapat tercapai jika seseorang hidup sesuai dengan prinsip moral dan nilai-nilai kebajikan. Kebahagiaan, dalam pandangannya, bukanlah kesenangan sesaat, melainkan keadaan batin yang harmonis karena hidup sejalan dengan kebenaran dan integritas pribadi.

Makna Kutipan: Hidup dalam Keselarasan dengan Nilai-Nilai

Friedrich Nietzsche: "Hidup adalah tarian antara keberanian dan kerapuhan."

1. Kebahagiaan Bukan Sekadar Kenikmatan Luar

Socrates menolak pandangan bahwa kebahagiaan bisa diperoleh semata-mata melalui kekayaan, kekuasaan, atau kenikmatan fisik.

Halaman Selanjutnya
img_title