Zeno dari Citium: “Hidup Bukan tentang Apa yang Terjadi Padamu, tetapi Bagaimana Kamu Meresponsnya”
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA — Dalam arus zaman yang penuh dinamika, perubahan cepat, dan tekanan hidup yang silih berganti, masyarakat modern dihadapkan pada pertanyaan mendasar: bagaimana kita bisa tetap tenang, tangguh, dan bahagia ketika hidup terus membawa kejutan tak terduga? Zeno dari Citium, filsuf Yunani kuno sekaligus pendiri aliran Stoikisme, memberikan jawaban yang sederhana namun mendalam melalui kutipannya yang abadi: “Hidup bukan tentang apa yang terjadi padamu, tetapi bagaimana kamu meresponsnya.”
Kutipan ini merupakan penegasan bahwa kualitas hidup seseorang tidak ditentukan oleh keadaan eksternal, melainkan oleh pilihan batin dan sikap yang diambil dalam menanggapi realitas. Filosofi ini tetap relevan hingga hari ini dan justru menjadi lebih penting di tengah kehidupan modern yang penuh distraksi, krisis, dan ketidakpastian.
Zeno dan Falsafah Ketahanan Batin
Zeno dari Citium lahir pada abad ke-4 SM di wilayah Siprus dan kemudian mengembangkan Stoikisme di Athena. Stoikisme adalah filsafat yang mengajarkan ketenangan batin melalui kehidupan yang selaras dengan kebajikan dan rasionalitas. Bagi Zeno, manusia tidak memiliki kendali atas apa yang menimpa mereka, tetapi memiliki kendali penuh atas bagaimana mereka merespons.
Ketika gempa kehidupan datang—baik itu kegagalan karier, konflik keluarga, atau tekanan sosial—Stoikisme mengajarkan bahwa emosi negatif seperti marah, takut, atau kecewa bukan berasal dari peristiwa itu sendiri, melainkan dari interpretasi kita terhadapnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengendalikan respons adalah kekuatan sejati manusia.
Relevansi Ajaran Zeno di Era Modern
Kutipan Zeno ini telah menjadi pijakan bagi banyak praktisi psikologi modern, termasuk dalam pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang menyatakan bahwa pikiran kita menentukan perasaan dan perilaku kita. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Zeno bahwa kebahagiaan bukanlah akibat dari dunia luar, melainkan dari dunia dalam yang kita ciptakan sendiri.