Pengetahuan Adalah Kekuatan, Tetapi Hanya Jika Dipahami dengan Bijak: Pesan Mendalam dari "The Name of the Rose"

The Name of the Rose
Sumber :
  • Tangkapan layar

Kekuatan dan Bahaya Pengetahuan dalam Sejarah

Seneca dan Kebijaksanaan dalam Memberi dan Menerima

Dalam The Name of the Rose, Eco menggambarkan perpustakaan biara sebagai lambang kekuatan pengetahuan sekaligus sebagai sarang rahasia yang dikekang. Perpustakaan itu menyimpan berbagai manuskrip kuno yang mewakili kebijaksanaan umat manusia dari berbagai zaman. Namun, akses ke perpustakaan tersebut sangat terbatas, menunjukkan bahwa pengetahuan sering kali dijadikan alat kekuasaan oleh segelintir pihak.

Kisah-kisah sejarah tentang pembatasan pengetahuan, seperti pembakaran buku-buku yang dianggap sesat oleh gereja atau kekuasaan politik, membuktikan bahwa pengetahuan yang tidak dipahami dengan bijak dapat digunakan untuk mengontrol masyarakat. Contohnya, penindasan terhadap pemikiran ilmiah di masa Galileo Galilei dan Giordano Bruno menunjukkan bahwa kemajuan pengetahuan sering kali menghadapi perlawanan dari institusi yang merasa terancam oleh ide-ide baru.

Seneca: “Orang Bijak Belajar Ketika Mengajar”

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh BBC Culture dan The Guardian, para sejarawan dan kritikus sastra menekankan bahwa pembatasan pengetahuan merupakan fenomena yang berulang sepanjang sejarah. Pengetahuan yang tidak dikelola dengan etika dan kebijaksanaan cenderung disalahgunakan, sehingga menimbulkan konflik dan penderitaan. Pesan Eco melalui kutipan tersebut adalah agar setiap individu yang memiliki akses ke pengetahuan harus memahami tanggung jawab yang menyertainya.

Relevansi Pesan Eco di Era Digital dan Globalisasi

Ilmu atau Iman? "Madilog vs Kepercayaan Tradisional": Benarkah Harus Selalu Bertentangan?

Di era digital saat ini, informasi tersedia secara melimpah dan instan melalui internet. Namun, banyak informasi yang tersebar tidak selalu benar atau lengkap. Fenomena disinformasi dan berita palsu semakin marak di berbagai platform media sosial. Di sinilah relevansi pesan Eco semakin terasa: pengetahuan yang tersedia secara bebas tidak selalu membawa kekuatan positif, kecuali jika dipahami dan diolah dengan bijak.

Menurut data dari Statista, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media digital menunjukkan fluktuasi yang signifikan, terutama di kalangan generasi muda. Kesenjangan antara akses informasi yang luas dan kemampuan untuk memilah dan menafsirkan informasi tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam era globalisasi.

Halaman Selanjutnya
img_title