"Kebajikan Adalah Satu-satunya Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati": Warisan Zeno untuk Dunia Modern

Zeno dari Citium lahir sekitar tahun 334 SM
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang berlomba mengejar kebahagiaan melalui berbagai cara. Kekayaan, ketenaran, atau gaya hidup mewah sering dianggap sebagai simbol kebahagiaan. Namun, di balik gemerlap itu, muncul pertanyaan mendasar: apakah kebahagiaan sejati bisa dicapai melalui hal-hal tersebut? Zeno dari Citium, pendiri Stoicisme, memberikan jawaban yang berbeda. Ia menekankan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai melalui kebajikan.

10 Kutipan Inspiratif dari Zeno dari Citium yang Masih Relevan di Era Modern

Zeno memandang kebajikan sebagai fondasi kehidupan yang harmonis dan bahagia. Kebajikan di sini tidak hanya sebatas moralitas, tetapi mencakup kejujuran, keadilan, pengendalian diri, dan kemampuan untuk hidup selaras dengan alam. Di era modern, di mana materialisme sering mendominasi pandangan hidup, ajaran Zeno ini menjadi pengingat yang relevan untuk kembali kepada esensi kehidupan yang lebih bermakna.

Makna Kebajikan Menurut Zeno
Bagi Zeno, kebajikan bukanlah sekadar sifat baik yang harus dimiliki seseorang, melainkan jalan utama menuju kebahagiaan sejati. Dalam filosofi Stoicisme, kebajikan dianggap sebagai nilai yang abadi dan tidak tergantung pada kondisi eksternal. Zeno percaya bahwa seseorang yang hidup dengan kebajikan akan menemukan ketenangan batin dan kebahagiaan yang tak tergoyahkan oleh keadaan dunia luar.

Mengapa Hidup yang Tak Direfleksikan Tidak Layak Dijalani? Pelajaran Abadi dari Socrates

Kebajikan menurut Zeno mencakup beberapa aspek penting:

  1. Kejujuran: Hidup dengan jujur berarti berani mengungkapkan kebenaran, bahkan ketika itu sulit. Di dunia modern, kejujuran menjadi semakin langka, terutama dalam lingkungan yang dipenuhi oleh manipulasi dan kepalsuan.
  2. Keadilan: Zeno menekankan pentingnya berlaku adil terhadap sesama. Keadilan tidak hanya berarti memberi apa yang menjadi hak orang lain tetapi juga memperlakukan semua orang dengan setara.
  3. Pengendalian Diri: Kemampuan untuk mengendalikan emosi, keinginan, dan hasrat adalah inti dari kebajikan. Pengendalian diri membantu seseorang untuk tidak tergoda oleh hal-hal yang bersifat sementara.

Kebajikan di Tengah Materialisme Modern
Di era modern, banyak orang mengaitkan kebahagiaan dengan pencapaian material. Rumah mewah, kendaraan mahal, dan teknologi canggih sering dianggap sebagai indikator kesuksesan dan kebahagiaan. Namun, hal ini sering kali menimbulkan kehampaan. Orang yang terus mengejar kebahagiaan melalui materialisme sering kali merasa tidak pernah puas.

"Apakah Aku Seekor Kutu atau Seorang Manusia?" Pergulatan Eksistensial Dostoevsky yang Relevan Sepanjang Masa

Zeno menawarkan pandangan yang berbeda. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam hal-hal yang bersifat sementara, melainkan dalam kualitas hidup yang didasarkan pada kebajikan. Dengan hidup berdasarkan kebajikan, seseorang dapat menemukan kebahagiaan yang tidak tergantung pada kondisi eksternal.

Halaman Selanjutnya
img_title