Socrates: Filsuf yang Mengubah Dunia dengan Pertanyaan, Bukan Jawaban
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA - Socrates, seorang filsuf legendaris dari Yunani kuno, bukan hanya dikenal karena kebijaksanaannya, tetapi juga karena pendekatannya yang revolusioner terhadap pencarian kebenaran. Ia tidak memberikan jawaban yang pasti, melainkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memaksa orang untuk berpikir lebih dalam. Pendekatan ini tidak hanya mengubah cara manusia memahami dunia, tetapi juga menjadi dasar dari filsafat dan pendidikan modern.
Melalui metode yang sekarang dikenal sebagai Socratic questioning atau metode Socrates, ia menantang keyakinan konvensional dan menggiring orang pada pencarian kebenaran yang otentik. Di tengah tantangan dunia modern yang dipenuhi informasi instan dan opini yang dangkal, pendekatan Socrates tetap relevan. Artikel ini akan mengupas bagaimana pertanyaan-pertanyaan Socrates mengubah dunia dan apa yang dapat kita pelajari dari pendekatannya.
Metode Socrates: Seni Bertanya yang Mengguncang Konvensi
Metode Socrates adalah pendekatan dialogis yang melibatkan serangkaian pertanyaan kritis untuk menggali ide-ide dan konsep-konsep mendasar. Ia percaya bahwa kebenaran tidak dapat ditemukan dengan menerima informasi begitu saja, melainkan dengan menganalisis dan menantang asumsi yang ada.
Sebagai contoh, dalam dialognya yang terkenal, Socrates sering bertanya tentang konsep seperti keadilan, keberanian, dan kebajikan. Bukannya memberikan definisi, ia memancing lawan bicaranya untuk mendefinisikan sendiri konsep-konsep tersebut. Ketika jawaban diberikan, Socrates akan menantangnya dengan pertanyaan yang mengungkapkan ketidakkonsistenan dalam definisi tersebut.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengungkap kebodohan yang tersembunyi di balik kepastian palsu dan memotivasi orang untuk terus mencari kebenaran. Socrates percaya bahwa kebijaksanaan sejati dimulai dari pengakuan atas ketidaktahuan diri sendiri.
Relevansi Metode Socrates di Dunia Modern