Socrates: Pengadilan, Hemlock, dan Warisannya yang Abadi
- Wikipedia
Selama pengadilan, Socrates menegaskan bahwa ia adalah seorang pencari kebenaran dan bahwa tugasnya adalah untuk membantu warga Athena merenungkan hidup mereka. Filosofinya yang terkenal, “Saya tahu bahwa saya tidak tahu,” menyoroti kerendahan hatinya dalam mencari kebijaksanaan. Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya di penjara, Socrates terus berdiskusi tentang filsafat dengan para pengikutnya, bahkan menjelang saat ia harus meminum hemlock.
Warisan Socrates
Kematian Socrates menjadi simbol abadi bagi keberanian intelektual dan integritas moral. Ia meninggalkan warisan berupa metode dialektika yang dikenal sebagai metode Socratic, yaitu cara bertanya yang mendalam untuk mengungkap kebenaran melalui dialog.
Pengaruhnya terus dirasakan melalui karya-karya muridnya, terutama Plato dan Xenophon. Plato, dalam karyanya Apologia, Crito, dan Phaedo, tidak hanya mencatat peristiwa pengadilan dan kematian Socrates, tetapi juga memperkenalkan ide-ide filsafat yang menjadi dasar tradisi filsafat Barat.
Socrates juga menjadi inspirasi bagi berbagai gerakan intelektual di era modern. Di tengah dunia digital saat ini, nilai-nilai Socrates tentang keberanian dalam mempertanyakan otoritas dan pentingnya berpikir kritis menjadi lebih relevan dari sebelumnya.
Relevansi Pengadilan Socrates di Era Modern
Kisah Socrates sering kali digunakan sebagai analogi dalam konteks kebebasan intelektual dan perjuangan melawan tirani. Dalam era informasi, ketika berbagai ideologi dan pendapat bersaing untuk mendominasi narasi publik, semangat Socrates dalam mencari kebenaran menjadi teladan penting.