Misteri Kutukan Firaun: Apakah Penemuan Makam Raja Tutankhamun Memang Membawa Kematian?

Makam Raja Tutankhamun
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Sejak penemuan makam Raja Tutankhamun oleh Howard Carter pada tahun 1922, dunia diguncang oleh isu tentang "Kutukan Firaun." Beberapa orang yang terlibat dalam penggalian tersebut mengalami kematian mendadak, memicu spekulasi bahwa makam tersebut dilindungi oleh kutukan kuno yang menghukum siapa pun yang mencoba mengganggu ketenangan sang firaun. Meski sains modern menepis klaim ini sebagai takhayul belaka, mitos kutukan Tutankhamun tetap hidup dan terus memikat rasa penasaran masyarakat di seluruh dunia.

MALANG: Gabungkan Seni Budaya dan Kreaivitas di LaCfest (Lawang Culture Festival) Vol.1, Yuk....

Asal Usul Mitos Kutukan Firaun

Mitos kutukan bermula ketika Lord Carnarvon, salah satu pendana utama ekspedisi Carter, meninggal mendadak pada tahun 1923, beberapa bulan setelah pembukaan makam. Kematian Carnarvon disebabkan oleh infeksi darah setelah digigit nyamuk, tetapi legenda yang beredar menyatakan bahwa hal ini adalah akibat dari kutukan yang tertulis di dalam makam.

MAGELANG: Museum Borobudur Gelar Slametan Jelang Pameran Arsitektur Vernakular, 11-17 November 2024

Kisah ini diperkuat oleh laporan media, terutama dari surat kabar-surat kabar yang mencari sensasi. Kutukan ini dianggap berasal dari peringatan kuno yang konon tertulis di makam Raja Tutankhamun: "Kematian akan segera menghampiri mereka yang mengganggu kedamaian raja." Namun, hingga kini, tidak ada bukti arkeologis yang mendukung adanya kutukan tertulis di makam tersebut.

Kematian Misterius Setelah Penemuan Makam

BANYUWANGI: Skybridge Ketapang Dibangun Tahun 2025, Diarsiteki Andra Matin

Beberapa kematian lainnya yang dikaitkan dengan kutukan Firaun termasuk asisten Howard Carter, Arthur Mace, dan seorang ahli radiologi bernama Sir Archibald Douglas Reid. Kejadian-kejadian ini seakan memperkuat anggapan bahwa makam Raja Tutankhamun membawa malapetaka bagi siapa saja yang terlibat.

Namun, para peneliti modern menepis kaitan antara kutukan dan kematian ini. Mereka berpendapat bahwa penyebab kematian lebih disebabkan oleh kondisi kesehatan atau infeksi yang tidak terdiagnosis, dan bukan karena kekuatan supranatural.

Penjelasan Ilmiah: Jamur Beracun dan Bakteri

Salah satu teori yang didukung oleh sebagian ilmuwan adalah bahwa beberapa kematian tersebut mungkin disebabkan oleh paparan jamur beracun atau bakteri yang ditemukan di dalam makam yang sudah tertutup selama ribuan tahun. Jamur seperti Aspergillus flavus, yang dapat tumbuh di lingkungan lembap dan gelap, bisa menyebabkan infeksi serius pada sistem pernapasan jika dihirup dalam jumlah besar.

Meskipun teori ini menawarkan penjelasan ilmiah yang masuk akal, bukti kuat yang mendukung hubungan antara jamur atau bakteri dengan kematian mendadak setelah penemuan makam belum sepenuhnya dapat dibuktikan.

Raja Tutankhamun: Simbol Kejayaan Mesir Kuno

Terlepas dari mitos kutukan, Tutankhamun tetap menjadi salah satu simbol paling terkenal dari Mesir kuno. Penemuan makamnya yang hampir utuh memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan kebudayaan Mesir pada masa kekuasaannya. Harta karun yang ditemukan di dalam makam, seperti topeng emas Tutankhamun, menjadi ikon dari keindahan seni dan kemewahan firaun Mesir.

Apakah kutukan Firaun nyata atau sekadar mitos yang dilebih-lebihkan oleh media? Sampai saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan kutukan tersebut. Namun, cerita tentang kutukan Raja Tutankhamun tetap menjadi salah satu kisah yang paling menarik dan menggetarkan dalam sejarah arkeologi. Kutukan ini, baik nyata maupun tidak, menambah lapisan misteri di balik salah satu penemuan paling menakjubkan dalam sejarah manusia.