Seberapa Parah Generasi Milenial dan Gen Z Tertipu oleh YOLO, FOMO, dan FOPO?
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam era digital saat ini, generasi milenial dan Gen Z dihadapkan pada berbagai tekanan dan tantangan yang belum pernah dialami oleh generasi sebelumnya. Tiga istilah yang kini sering terdengar—YOLO (You Only Live Once), FOMO (Fear of Missing Out), dan FOPO (Fear of Other People’s Opinion)—mencerminkan pola pikir dan perilaku yang muncul di kalangan anak muda saat ini. Namun, apakah tren ini benar-benar membawa dampak positif atau justru sebaliknya? Mari kita telusuri lebih dalam.
YOLO: Menjalani Hidup Tanpa Penyesalan
YOLO, yang merupakan singkatan dari "You Only Live Once," adalah filosofi hidup yang mengajak individu untuk menjalani hidup secara maksimal dan tanpa penyesalan. Prinsip ini mendorong banyak orang untuk mengambil risiko dan melakukan hal-hal yang berani, seperti traveling ke tempat-tempat eksotis, mencoba pengalaman baru, atau bahkan membuat keputusan impulsif.
Dampak Positif dan Negatif
Di satu sisi, konsep YOLO memberikan dorongan bagi generasi muda untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan setiap momen dalam hidup. Banyak anak muda yang merasa terinspirasi untuk menginvestasikan waktu dan uang mereka dalam pengalaman yang berharga. Misalnya, perjalanan ke negara baru, belajar keterampilan baru, atau menghadiri acara-acara menarik yang memperkaya hidup mereka.
Namun, di sisi lain, pendekatan ini juga dapat memicu perilaku boros dan keputusan yang tidak bertanggung jawab. Ada kecenderungan untuk menghabiskan lebih banyak uang pada pengalaman, bahkan jika itu berarti mengabaikan tanggung jawab finansial lainnya. Akibatnya, beberapa individu mungkin menghadapi kesulitan keuangan atau merasa menyesal atas keputusan yang diambil saat dipandu oleh semangat YOLO.
FOMO: Ketidakpastian yang Menghantui