Zeno dari Citium: "Kendalikan Pikiranmu, Karena Itu Adalah Asal dari Kebahagiaan atau Penderitaanmu"
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA – Di tengah kehidupan modern yang kian kompleks dan penuh dengan tekanan, banyak dari kita yang merasa kewalahan oleh situasi-situasi yang tampaknya di luar kendali. Namun, filosofi kuno yang diungkapkan oleh Zeno dari Citium, pendiri Stoikisme, memberikan sebuah kunci sederhana namun mendalam: “Kendalikan pikiranmu, karena itu adalah asal dari kebahagiaan atau penderitaanmu.”
Kutipan ini mengajak setiap individu untuk menyadari bahwa kekuatan sejati dalam hidup terletak pada pengelolaan pikiran dan bagaimana kita menanggapi realitas yang ada, bukan pada upaya mengendalikan seluruh dunia di sekitar kita.
I. Menyelami Filsafat Zeno: Dasar Pemikiran Stoik
1.1 Sejarah Singkat Zeno dari Citium
Zeno dari Citium lahir sekitar abad ke-3 SM di Citium, sebuah kota pelabuhan yang terletak di Siprus. Kehidupan Zeno berubah drastis setelah mengalami musibah kehilangan harta benda akibat kecelakaan kapal. Daripada terpuruk, ia memilih untuk menyelami dunia filsafat dan akhirnya mendirikan Stoikisme di Athena, tepatnya di Stoa Poikile—sebuah teras yang menjadi pusat pengajaran dan diskusi di kota tersebut.
Dalam pendekatannya, Zeno menolak penjelasan mitologis mengenai fenomena alam dan kehidupan. Sebaliknya, ia mendekati hidup dengan logika, observasi, dan argumen yang rasional. Filosofinya mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati adalah hasil dari pengendalian diri dan pengelolaan pikiran, bukan dari apa yang terjadi di luar diri kita.
1.2 Prinsip Utama Stoikisme
Stoikisme yang dipelopori Zeno berlandaskan pada pemahaman bahwa hanya ada dua hal yang benar-benar berada dalam kendali kita: pikiran dan tindakan. Seluruh hal lain, seperti situasi yang kita hadapi, tindakan orang lain, bahkan nasib, hanyalah fakta eksternal yang tidak bisa kita atur sepenuhnya.
Pernyataan Zeno, “Kendalikan pikiranmu, karena itu adalah asal dari kebahagiaan atau penderitaanmu,” merupakan inti dari prinsip ini. Filosofi ini mengajarkan kita untuk mengambil tanggung jawab penuh atas reaksi kita terhadap peristiwa, dan dengan demikian, menciptakan kondisi batin yang damai terlepas dari gejolak dunia luar.
II. Makna Mendalam “Kendalikan Pikiranmu…”