Epictetus: Bagaimana Filsuf Stoik Ini Menginspirasi Generasi Baru dalam Mengelola Emosi

Epictetus Tokoh Filsafat Stoikisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Epictetus, seorang filsuf Stoik yang hidup pada abad pertama Masehi, telah menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam filsafat Stoikisme. Meskipun hidup sebagai seorang budak, pemikirannya tentang kebebasan batin dan pengendalian emosi telah menginspirasi banyak orang, bahkan hingga generasi modern saat ini. Ajaran-ajaran Epictetus yang berfokus pada kendali diri dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak bisa diubah, menjadi panduan praktis bagi siapa saja yang ingin hidup dengan lebih tenang dan bijaksana di tengah hiruk-pikuk dunia modern. Artikel ini akan membahas bagaimana ajaran Epictetus relevan dalam membantu generasi baru mengelola emosi dan menjalani hidup yang lebih bermakna.

Thales: Kebahagiaan Sejati dalam Kebijaksanaan Hidup

Epictetus: Dari Budak Menjadi Filsuf

Kehidupan Epictetus tidak dimulai dengan kemewahan atau kenyamanan. Lahir sebagai seorang budak di Yunani dan kemudian dibawa ke Roma, ia menjalani kehidupan yang penuh dengan keterbatasan fisik dan sosial. Namun, Epictetus tidak membiarkan situasi hidupnya menghalangi pemikirannya. Setelah memperoleh kebebasannya, ia mendirikan sekolah filsafat di Nicopolis, di mana ia mengajarkan prinsip-prinsip Stoikisme yang menekankan pengendalian diri, kebebasan batin, dan sikap tenang dalam menghadapi tantangan hidup.

Wisata JOMO dan Stoikisme: Solusi Melawan Stres Dunia Digital

Epictetus percaya bahwa meskipun kita tidak dapat mengontrol apa yang terjadi di sekitar kita, kita memiliki kendali penuh atas pikiran dan respons kita terhadap peristiwa tersebut. Salah satu kutipannya yang paling terkenal berbunyi:

“Bukan peristiwa yang mengganggu kita, melainkan cara kita memandangnya.”

Ketika Alam Mengajarkan Stoikisme: Filosofi di Balik Wisata JOMO

Kalimat ini menggarisbawahi pentingnya perspektif dalam menghadapi situasi. Menurut Epictetus, ketenangan batin bukanlah tentang menghindari masalah, melainkan tentang mengubah cara kita memandang dan merespons masalah tersebut.

Mengelola Emosi dengan Filosofi Stoik

Halaman Selanjutnya
img_title