Temuan Penelitian: Para Penulis Mesir Kuno Mengalami Perubahan Sendi Degeneratif karena Pekerjaannya

Daerah Kerangka Penulis yang Paling Terkena Dampak
Sumber :
  • Brukner Havelková et al.

Malang, WISATA – Dikarenakan pekerjaannya, para penulis Mesir kuno yang melakukan pekerjaan dengan posisi yang sama terus-menerus dan berulang-ulang, akan mengalami beban berlebih pada daerah rahang, leher dan bahu, sehingga mengalami perubahan degeneratif. Hal ini sama dengan yang dialami manusia saat ini, berdasarkan temuan penelitian. 

Ritual Mumifikasi Mesir Kuno dan Cara Mengawetkan Mayat, Warisan Abadi Sejarah Umat Manusia

Duduk dalam waktu lama dengan posisi yang tidak tepat terus mempengaruhi kerangka manusia hingga saat ini, menyebabkan degenerasi tulang belakang, arthrosis sendi, dan nyeri berikutnya 

Penelitian terbaru mengenai sisa-sisa kerangka dari pekuburan Abusir di Mesir kuno, yang berasal dari milenium ke-3 SM, telah mengungkap bahaya pekerjaan yang dihadapi oleh para juru tulis karena tugas berulang dan postur kerja mereka. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini menyoroti bagaimana aktivitas sehari-hari para pria terpelajar ini menyebabkan perubahan degeneratif pada kerangka mereka. 

Praktik Pengobatan dan Penyembuhan di Mesir Kuno: Studi Kasus Individual

Di Mesir kuno, juru tulis memiliki status bergengsi, terutama karena kemampuan membaca mereka, suatu keterampilan yang hanya dimiliki oleh sekitar 1% populasi pada masa Kerajaan Lama. Juru tulis menjalankan fungsi administratif yang penting dan merupakan bagian integral dari jalannya birokrasi negara. Meskipun status sosial mereka tinggi, dampak fisik dari pekerjaan mereka terlihat jelas pada sisa-sisa kerangka mereka. 

Petra Brukner Havelková, antropolog dari Museum Nasional di Praha, memimpin tim yang memeriksa sisa-sisa 69 pria dewasa yang dimakamkan di Abusir, 30 di antaranya diidentifikasi sebagai ahli Taurat. Para peneliti menemukan bahwa juru tulis menunjukkan prevalensi perubahan sendi degeneratif yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekan mereka yang bukan juru tulis. Perubahan ini paling terasa pada persendian yang menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak, tulang selangka kanan, bagian atas humerus kanan, tulang metakarpal pertama pada ibu jari kanan, bagian bawah paha dan seluruh tulang belakang, terutama pada bagian tulang belakang. leher.

Upaya Pengobatan Kanker telah Dimulai sejak 4.000 Tahun yang Lalu oleh Dokter Mesir Kuno

Tim peneliti berpendapat bahwa perubahan degeneratif ini kemungkinan besar disebabkan oleh posisi duduk bersila dalam waktu lama yang biasa dilakukan oleh juru tulis, dengan kepala ditekuk ke depan, tulang belakang ditekuk, dan lengan tidak ditopang. Perubahan tambahan pada lutut, pinggul, dan pergelangan kaki menunjukkan bahwa juru tulis mungkin juga duduk dalam posisi berlutut atau jongkok, dengan satu kaki ditekuk ke atas.

Bukti arkeologis, seperti patung, relief dinding dan teks sejarah, menguatkan temuan ini, yang menggambarkan juru tulis dalam berbagai postur kerja. Sumber-sumber ini mengungkapkan bahwa para juru tulis biasanya menggunakan pena tipis untuk menulis pada papirus, papan kayu dan ostraca. Stres fisik akibat tugas yang berulang-ulang juga dibuktikan dengan adanya tanda-tanda degenerasi pada sendi rahang, yang kemungkinan besar disebabkan oleh mengunyah ujung batang tanaman hingga membentuk kepala seperti sikat, dan pada ibu jari tangan kanan karena terjepitnya pulpen. 

Halaman Selanjutnya
img_title