Mesir Temukan Harta Karun Arkeologi di Kuil Ratu Hatshepsut dari Dinasti ke-18
- Instagram/loran9000
Malang, WISATA – Para arkeolog telah membuat penemuan luar biasa di pekuburan kuno Thebes di Luxor, yang mengungkap banyak hal tentang kemegahan arsitektur dan budaya Kerajaan Baru Mesir. Penemuan ini mencakup bagian utuh dari dinding fondasi kuil lembah Ratu Hatshepsut dan makam Ratu Tetisheri, nenek Firaun Ahmose I, di dekatnya, di antara penemuan lainnya.
Lebih dari 1.500 balok batu berhias digali di sekeliling kuil pemakaman Hatshepsut di Deir al-Bahari selama penggalian yang dipimpin oleh salah satu arkeolog paling terkenal di Mesir dan mantan menteri barang antik, Zahi Hawass. Ada beberapa relief dan prasasti luar biasa yang diawetkan pada balok-balok tersebut, yang memberikan wawasan langka tentang ritual dan pengetahuan arsitektur Dinasti ke-18, yang tentunya merupakan salah satu era terbesar Mesir Kuno, ketika firaun besar seperti Hatshepsut dan Tutankhamun berkuasa.
"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan rangkaian blok berhias yang begitu lengkap, yang memamerkan beberapa pemandangan terindah yang pernah saya lihat," kata Hawass seperti dikutip dari archaeologymag.com. Relief berwarna-warni ini menggambarkan Ratu Hatshepsut dan penggantinya, Thutmose III, tengah melakukan ritual sakral.
Kuil lembah Ratu Hatshepsut, salah satu dari sedikit firaun perempuan dari Dinasti ke-18 yang memerintah hingga kematiannya sekitar tahun 1458 SM, sebagian hancur beberapa abad kemudian. Penggali juga menemukan peralatan upacara di bawah fondasi kuil yang bertuliskan namanya dan sebuah prasasti batu kapur yang menyebutkan Senmut, kepala arsitek sang ratu.
Tidak jauh dari kuil Hatshepsut, para arkeolog juga menemukan makam Ratu Tetisheri, nenek Ahmose I, raja yang mengusir penjajah Hyksos dan mendirikan Kerajaan Baru Mesir. Makamnya yang dipahat di batu terdiri dari kapel berkubah yang terbuat dari batu bata lumpur dengan gambar-gambar merah di dinding pada latar belakang mortar putih.
Penemuan tersebut, yang mencakup masa Dinasti ke-15 (1650–1550 SM) hingga Dinasti ke-18 (1550–1292 SM), menggarisbawahi kekayaan sejarah Luxor sebagai tempat lahirnya peradaban Mesir kuno. Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir mengungkap penemuan tersebut di tengah upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata negara tersebut, sumber mata uang asing yang penting bagi perekonomiannya.