Manusia Purba Menggunakan Teknik Pengerjaan Kayu Tingkat Tinggi untuk Berburu Binatang

Perburuan Gajah
Sumber :
  • Instagram/jutyrannus

Malang, WISATA – Sebuah studi baru, yang dirinci dalam jurnal PNAS, telah mengungkap teknik kerajinan rumit yang digunakan manusia pra-Homo sapiens dalam membuat senjata dan peralatan berburu.

Peran Mammoth dalam Kehidupan Masyarakat Manusia Purba yang Kompleks

Para arkeolog, dengan menggunakan teknik pencitraan mutakhir termasuk mikroskop 3D dan pemindaian mikro-CT, dengan cermat menganalisis artefak yang ditemukan di situs Schöningen di Jerman, berusia 300.000 tahun yang menakjubkan. 

Situs Schöningen, yang terletak di dalam tambang lignit terbuka, telah lama menjadi titik fokus eksplorasi arkeologi, dengan penggalian yang dilakukan antara tahun 1994 dan 1999 di bawah pengawasan Hartmut Thieme dari Kantor Warisan Budaya Negara Bagian Lower Saxony (NLD). Situs ini diyakini sebagai tempat berburu di tepi danau pada zaman Paleolitikum.

Benarkah Kelemahan Neanderthal yang Sebabkan Kepunahan adalah karena Mata Besarnya?

Di antara temuan luar biasa tersebut terdapat lebih dari dua puluh tombak dan tongkat lempar, masing-masing mengungkapkan pemahaman yang rumit tentang teknik pengerjaan kayu. Dirk Leder, tokoh kunci dalam penelitian dari NLD, mengatakan, “Terdapat bukti mengenai prosedur yang jauh lebih luas dan bervariasi dalam pengolahan kayu cemara dan pinus dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya.” Analisis tersebut mengungkap bagaimana para perajin kuno ini dengan ahli mengasah kembali ujung tombak dan tongkat lempar yang patah, serta menggunakan metode khusus seperti “membelah kayu”.

Annemieke Milks, dari University of Reading, mengungkapkan keheranannya atas ketepatan yang ditunjukkan dalam pembuatan alat-alat ini, dengan menyatakan, “Yang mengejutkan kami adalah banyaknya pecahan ujung dan batang tombak serta tongkat lempar yang sebelumnya tidak dipublikasikan.” 

Sisa-sisa Bangunan Penjara Berusia 187 Tahun Ditemukan di Australia

Pentingnya kayu sebagai bahan mentah pada era ini tidak dapat dilebih-lebihkan. Profesor Thomas Terberger, pemimpin projek dari NLD dan Universitas Göttingen, menekankan, “Kayu adalah bahan mentah yang penting bagi evolusi manusia, namun hanya di Schöningen kayu tersebut dapat bertahan dari periode Paleolitik dengan kualitas yang sangat baik.” Temuan ini tidak hanya menyoroti keahlian teknis tetapi juga kecerdikan manusia purba dalam memanfaatkan bahan-bahan alami untuk kelangsungan hidup dan kemajuan mereka. 

Selain itu, penelitian ini menarik perhatian pada warisan budaya yang dilestarikan di situs Schöningen, yang baru-baru ini dinominasikan untuk dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Dimasukkannya situs ini akan semakin memperkuat statusnya sebagai situs yang penting secara internasional untuk memahami perkembangan awal masyarakat manusia.