Plato - "Cinta Sejati adalah Cinta Terhadap Jiwa, Bukan Tubuh"

Socrates, Plato dan Aristoteles
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Dalam sejarah filsafat, Plato, murid dari Socrates, dikenal sebagai salah satu pemikir terbesar yang membahas tentang cinta. Dalam karyanya yang terkenal, "Symposium," Plato menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar ketertarikan fisik. Menurutnya, cinta sejati adalah cinta terhadap jiwa, bukan tubuh. Pandangan ini mengajak kita untuk merenungkan makna mendalam dari cinta dan bagaimana kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan mengulas pemikiran Plato tentang cinta sejati dan relevansinya dalam konteks modern.

Konsepsi Keadilan dalam Perspektif Socrates, Plato, dan Aristoteles

Konsep Cinta Menurut Plato

Plato memperkenalkan konsep cinta dalam beberapa tahapan, yang sering disebut sebagai "Tangga Cinta" atau "Tangga Eros." Dalam konsep ini, cinta dimulai dari ketertarikan fisik dan berkembang menjadi penghargaan terhadap keindahan jiwa dan kebijaksanaan.

Inilah Makna Kebahagiaan dalam Pandangan Para Filsuf Muslim

1.    Cinta Fisik:

o    Tahap awal cinta adalah ketertarikan terhadap keindahan fisik. Ini adalah bentuk cinta yang paling dasar dan sering kali dangkal. Namun, Plato melihatnya sebagai langkah pertama dalam perjalanan cinta yang lebih mendalam.

Tengah Populer, Ternyata Begini Konsepsi Kebahagiaan dalam Pandangan Filsafat Stoicisme

2.    Cinta terhadap Jiwa:

o    Selanjutnya, seseorang mulai menghargai keindahan jiwa dan karakter orang lain. Cinta pada tahap ini lebih mendalam dan berfokus pada kualitas batin yang mulia. Ini adalah bentuk cinta sejati yang menurut Plato seharusnya menjadi tujuan utama dari setiap hubungan.

Halaman Selanjutnya
img_title