Rahasia Bahagia Menurut Marcus Aurelius: Semua Tergantung pada Pikiranmu

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Dalam perjalanan sejarah filsafat, nama Marcus Aurelius bersinar bukan hanya sebagai seorang Kaisar Romawi, tetapi juga sebagai seorang filsuf yang pemikirannya melampaui zaman. Salah satu kutipan terkenalnya, "Kebahagiaan hidupmu tergantung pada kualitas pikiranmu," mengajarkan bahwa kunci kebahagiaan sejati berada di dalam diri sendiri, bukan pada faktor eksternal.

Epictetus: “Jangan Jelaskan Filosofimu. Wujudkan dalam Perbuatan.”

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan gejolak, nasihat Marcus Aurelius ini terasa semakin relevan. Ia menegaskan bahwa apa pun yang terjadi di luar diri kita sebenarnya tidak memiliki kekuatan untuk merusak kedamaian batin kita—kecuali kita mengizinkannya.

Mengenal Marcus Aurelius, Kaisar dan Filsuf

Epictetus: “Lebih Baik Mati Kelaparan dalam Ketentraman, Daripada Hidup dalam Kekayaan dengan Jiwa yang Gelisah”

Marcus Aurelius (121–180 M) dikenal sebagai salah satu dari "Lima Kaisar Baik" dalam sejarah Romawi. Selain memimpin dengan kebijaksanaan, ia juga mendalami ajaran filsafat Stoa. Buku terkenalnya, Meditations, ditulis sebagai catatan pribadi yang merefleksikan pergulatan batin dan pandangan hidupnya.

Dalam Meditations, Marcus membagikan banyak prinsip untuk mencapai ketenangan hati, di antaranya adalah pentingnya menjaga pikiran agar tetap jernih dan positif. Baginya, kualitas pikiran menentukan kualitas hidup seseorang.

❝ Marcus Aurelius: Menyesuaikan Diri dengan Lingkungan dan Mencintai Sesama adalah Jalan Hidup yang Bijaksana ❞

Kualitas Pikiran Menentukan Kualitas Hidup

Apa yang dimaksud dengan "kualitas pikiran"? Marcus Aurelius mengajak kita untuk merenungkan isi pikiran sehari-hari: apakah kita membiarkannya dipenuhi rasa iri, marah, cemas, atau sebaliknya—apakah kita mengisi pikiran kita dengan rasa syukur, ketenangan, dan kebijaksanaan?

Halaman Selanjutnya
img_title