Mansur al-Hallaj: “Tuhan Tidak Jauh. Kitalah yang Sering Menjauh” — Sebuah Renungan Tentang Kedekatan Hati

Perjalanan Sufi
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin padat dengan rutinitas dan gangguan digital, manusia modern kerap merasa kosong meski dikelilingi oleh kemewahan dan teknologi. Rasa hampa, kegelisahan, hingga kekosongan spiritual semakin mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kondisi seperti ini, kutipan dari tokoh sufi legendaris, Mansur al-Hallaj, kembali relevan:
“Tuhan tidak jauh. Kitalah yang sering menjauh.”

Seneca: Mengapa Kesuksesan Tidak Pernah Membuat Kita Puas?

Pernyataan singkat ini menyimpan makna spiritual yang mendalam. Mansur al-Hallaj, seorang sufi dari abad ke-9 yang dikenal karena kecintaan dan kedekatannya kepada Tuhan, mengajarkan bahwa hubungan dengan Tuhan tidak ditentukan oleh tempat, tetapi oleh hati yang tulus dan jiwa yang terbuka. Kedekatan kepada Tuhan adalah perjalanan batin, bukan sekadar seremonial.

Makna Kedekatan dengan Tuhan Menurut Al-Hallaj

Seneca: Ukuran Kekayaan Bukan Soal Banyak, Tapi Tahu Kapan Cukup

Mansur al-Hallaj percaya bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia. Ia tidak pernah pergi, tidak pernah menjauh. Justru manusialah yang sering menjauh, baik karena dosa, kesibukan duniawi, ego, atau karena lupa kepada fitrah spiritualnya sendiri.

Dalam salah satu syair spiritualnya, Al-Hallaj menulis bahwa Tuhan lebih dekat dari urat leher manusia, namun hati yang kotor dan tertutup menjadikan manusia merasa seolah-olah Tuhan jauh. Padahal, hanya dengan menyucikan hati dan mendekatkan diri dengan keikhlasan, maka kedekatan itu dapat kembali terasa.

Seneca: Apa yang Diberikan Nasib Bukanlah Milikmu yang Sejati

Hati: Pusat dari Kedekatan Spiritual

Kutipan tersebut menegaskan bahwa persoalan kedekatan dengan Tuhan bukanlah masalah jarak geografis atau ritual fisik semata. Ia bukan tentang berada di masjid, gereja, vihara, atau tempat suci tertentu. Kedekatan dengan Tuhan justru bermula dari kedalaman hati yang bersih, niat yang murni, dan ketulusan dalam setiap amal.

Halaman Selanjutnya
img_title