Belajar Filosofi Hidup dari Novel "Grass Grows by Inch" Karya Tse: Inspiratif dan Kaya Makna

Malang, WISATA - Grass Grows by Inch, sebuah novel karya Bambang Trisetyo Eddy, membawa pembaca dalam perjalanan reflektif tentang kehidupan, perjuangan, dan makna di balik setiap langkah kecil yang diambil. Melalui kisah yang sarat makna, Tse mengajak kita untuk melihat hidup sebagai perjalanan penuh kesabaran dan tekad, di mana setiap inci pertumbuhan memiliki arti mendalam.

Kisah Perjalanan Hidup yang Menginspirasi

Bambang Trisetyo Eddy bukanlah sekadar penulis, melainkan seorang individu yang perjalanan hidupnya mencerminkan pesan mendalam dari novel ini. Lahir dan dibesarkan di kota kecil Pati, Jawa Tengah, Eddy menjalani masa mudanya dalam keterbatasan materi. Namun, keterbatasan ini tidak menjadi penghalang bagi tekadnya untuk menuntut ilmu dan menggapai mimpi.

Berbekal semangat, ia meninggalkan Pati untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Diponegoro, Semarang, jurusan peternakan. Kehidupan sebagai mahasiswa pun penuh tantangan; TSE muda bahkan harus menjadi marbot masjid demi mendapatkan tempat tinggal. Kisah ini menggambarkan filosofi yang sederhana namun kuat: hidup dalam keterbatasan tidak berarti kehilangan harapan atau harga diri.

Tse akhirnya berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro dan kemudian menjadi tempat mengabdikan ilmunya. Tak berhenti di situ, ia melangkah lebih jauh, melanjutkan pendidikan ke luar negeri di berbagai institusi ternama seperti Kasetsart University di Thailand, University of the Philippines Los Baños, hingga meraih gelar Master di Reading University, Inggris. Setiap langkah kecil yang diambilnya menjadi simbol bagaimana ketekunan mampu mengubah kehidupan.

Filosofi di Balik "Grass Grows by Inch"

Judul novel ini memiliki arti mendalam. Rumput yang tumbuh perlahan mencerminkan perjalanan hidup manusia yang membutuhkan kesabaran, usaha, dan waktu. Seperti yang diungkapkan oleh filsuf Tiongkok, Laozi: "Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah." Hidup adalah proses panjang yang harus dijalani satu langkah kecil demi satu langkah kecil, tanpa tergesa-gesa tetapi tetap penuh keyakinan.

Halaman Selanjutnya

Kutipan pada sampul buku, "Hidup dalam kemiskinan harta tidak harus dilakoni dengan kemiskinan jiwa," menekankan bahwa kemiskinan materi bukanlah alasan untuk kehilangan kebahagiaan atau martabat. Hidup sederhana tetap bisa dijalani dengan penuh semangat dan makna. Filosofi ini relevan bagi pembaca generasi muda—milenial, Gen Z, dan Gen Alfa—yang sering kali menghadapi tekanan untuk mencapai kesuksesan secara instan.