I La Galigo: Legenda Sastra Bugis yang Mengungkap Misteri Sejarah

Sureq I La Galigo
Sumber :
  • wikiwand.com

Jakarta, WISATA - Artikel ini ditulis berdasarkan Dokumen "LA GALIGO" yang disusun oleh R.A. Kern pada tahun 1939 adalah katalog manuskrip berbahasa Bugis yang berkaitan dengan siklus epik I La Galigo. Manuskrip-manuskrip ini disimpan di Legatum Warnerianum di Leiden serta di beberapa perpustakaan Eropa lainnya. Artikel akan dibuat secara berseri dalam enam artikel yang direncanakan. Ini adalah artikel pertama dari judul pertama: I La Galigo: Legenda Sastra Bugis yang Mengungkap Misteri Sejarah.

Dari Celebes ke Eropa: Perjalanan Ajaib Manuskrip I La Galigo

Pendahuluan

Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, budaya dan sastra tradisional sering kali terpinggirkan. Namun, di belahan Nusantara terdapat kekayaan budaya yang begitu mendalam, salah satunya adalah sastra Bugis. I La Galigo merupakan salah satu warisan budaya terbesar yang pernah ada, menyimpan cerita-cerita epik, mitos, dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. Artikel ini akan membawa Anda menelusuri jejak sejarah I La Galigo, mulai dari asal-usulnya, perjalanan manuskripnya hingga makna mendalam yang terkandung di dalamnya.

Cerita di Balik Gambar Kaleng Biskuit Khong Guan yang Tidak Ada Sosok Ayah

Sejarah dan Asal Usul I La Galigo

I La Galigo merupakan siklus epik yang berasal dari tradisi lisan masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan. Kisah ini dikenal sebagai salah satu karya sastra terpanjang di dunia, menyimpan ribuan bait puisi yang menceritakan tentang penciptaan dunia, petualangan para dewa dan manusia, serta konflik antara kekuatan langit dan bumi.

LEBARAN 2025: Didit - Putra Prabowo, Kunjungi Jokowi pada Lebaran Hari Pertama

Pada abad ke-19, para penjelajah dan cendekiawan Barat mulai menemukan dan mendokumentasikan berbagai naskah yang berisi cerita-cerita I La Galigo. Salah satu tokoh penting dalam pengumpulan naskah ini adalah B.F. Matthes yang dengan penuh dedikasi mengumpulkan manuskrip-manuskrip Bugis dan Makassar yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Kesungguhan para peneliti inilah yang kemudian mengilhami penyusunan katalog yang disusun oleh R.A. Kern pada tahun 1939, yang mencatat keberadaan dan isi dari manuskrip-manuskrip tersebut di Legatum Warnerianum di Leiden dan perpustakaan-perpustakaan Eropa lainnya.

Perjalanan Manuskrip I La Galigo ke Kancah Dunia

Halaman Selanjutnya
img_title