TEKNOLOGI: Apakah Teknologi AI (Artificial Intellegence) Mengancam Manusia?

Kecerdasan Buatan Tak Sepenuhnya Bisa Gantikan Manusia
Sumber :
  • Pexel/Pavel Danilyuk

Kedua, melalui program Digital Talent Scholarship. Melalui program ini, Kemkominfo memberikan beasiswa talenta bagi mereka yang ingin meningkatkan wawasan di dunia digital.  "Ini untuk menyiapkan keterampilan baru buat mengisi pekerjaan baru dalam transformasi ini," jelasnya.

Peluang Starlink Mengcapture SDA dan Pertahanan di Indonesia dari Satelit yang Mereka Gunakan

Semuel mencontohkan dengan kelahiran UU Perlindungan Data Pribadi. Tim Kemkominfo sudah melakukan perhitungan berapa banyak profesi di dalam bidang perlindungan data pribadi yang dibutuhkan. "Dari data kami, ada 150 ribu yang namanya profesi DPO (data protection officer) ini mulai ada unit-unitnya di setiap perusahaan," jelasnya.

Kemudian ada juga profesi digital marketing dan konten kreator yang muncul di era transformasi ini. "Kita tidak bisa berdiam diri, harus bisa beradaptasi dan produktif dalam mengisi peluang-peluang baru."

Memahami Tes Turing, Tes Kemampuan Mesin Artificial Intelligence dalam Meniru Kecerdasan Manusia

Sejatinya, kata Semuel,  teknologi AI udah dibicarakan 50 tahun lalu dan digunakan dengan skala masih minim atau sederhana. Saat ini, adopsi teknologi AI di sektor swasta dan pemerintah membutuhkan waktu. "Karena itu harus disiapkan disinkronkan dengan kesiapan masyarakat dengan era digital baru ini."

Dengan proses sinkronisasi ini, maka kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan tertentu akan terkompensasi dengan peluang kerja baru.

Inovasi dan Penggunaan Artificial Intelligence di Indonesia Meningkat, Ini Tantangan Selanjutnya