TEKNOLOGI: Apakah Teknologi AI (Artificial Intellegence) Mengancam Manusia?
- Pexel/Pavel Danilyuk
Dalam diskusi itu dikatakan, bahwa AI sebagai sebuah teknologi virtual, telah membantu manusia dalam meningkatkan produktivitasnya. AI hadir sebagai alat, tapi manusia adalah paling canggih dalam berpikir, merasakan, dan menggabungkan semuanya dalam pengambilan keputusan. "Saya percaya jika kita bekerja dengan AI akan menghasilkan output luar biasa," jelas Irzan.
Hal senada juga disampaikan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan. Meski demikian, Semuel tidak sependapat bahwa AI akan menggantikan peran manusia. “ Itu agak terlalu jauh,” katanya.
Hanya saja Semuel tidak menampik banyak ketenagakerjaan yang hilang saat dimulainya tranformasi digital. "AI adalah bagian dari transformasi digital itu," ujarnya.
Semuel menjelaskan, pemerintah tidak bisa mengatur teknologi. Namun, perilaku terkait itu dapat diatur. Contohnya, untuk apa AI itu digunakan. "Ini yang kita atur dan di dalam UU ITE sudah diatur terkait pelanggarannya misal kriminal, kejahatan kan bisa pakai apa saja. Kita tidak mau gegabah mengatur teknologi, tapi kita perilakunya," ujarnya.
Melek Digital
Guna beradaptasi dalam perubahan di era industri 4.0 ini, tidak bisa hanya berdiam diri. Pemerintah pun sadar perlu adanya langkah untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul di sektor digital. Setidaknya, Indonesia butuh 600 ribu SDM melek digital per tahun.
Menurut Semuel, ada dua program besar dalam persiapan transformasi digital ini. Pertama, literasi digital guna membukakan wawasan masyarakat tentang tranformasi tersebut. Ada empat pilar yang dibangun yakni digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.