Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Jadilah seperti bumi: rendah hati namun menopang semua kehidupan.”
- Image Creator Bing/Handoko
Menopang Semua Kehidupan: Filosofi Kebermanfaatan
Selain ajakan untuk rendah hati, kutipan ini juga menekankan nilai kebermanfaatan. Seperti bumi yang menopang semua kehidupan, manusia pun seharusnya memberi ruang dan dukungan bagi kehidupan di sekitarnya—baik dalam bentuk perhatian, ilmu, waktu, maupun harta.
Konsep ini sejatinya sangat dekat dengan prinsip gotong royong dalam budaya Indonesia. Dalam masyarakat tradisional, membantu sesama adalah hal yang lumrah. Namun, di era digital saat ini, semangat gotong royong perlahan tergantikan oleh individualisme. Maka, ajakan untuk “menopang kehidupan” menjadi pengingat penting untuk kembali menumbuhkan solidaritas.
Relevansi di Era Digital dan Media Sosial
Di zaman media sosial, di mana banyak orang berlomba menunjukkan keberhasilan, kehidupan pribadi, bahkan amal sekalipun, nasihat Syekh Abdul Qadir menjadi tamparan halus. Ia mengajarkan bahwa tidak semua yang kita lakukan harus dilihat, tidak semua manfaat harus diumumkan. Justru, yang paling tulus adalah yang tidak terlihat.
Menjadi seperti bumi juga berarti siap menampung kritik, menerima perbedaan, dan tidak mudah terpancing emosi. Di media sosial, di mana debat bisa meledak hanya karena perbedaan pendapat, kerendahan hati menjadi rem yang menenangkan suasana.
Menjadi Pribadi yang Membumi di Tengah Dunia yang Melambung