“Ketidaktahuan Kita Adalah Ruang untuk Belajar, Bukan Alasan untuk Sombong” — Pelajaran Abadi dari Socrates
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA – “Ketidaktahuan kita adalah ruang untuk belajar, bukan alasan untuk sombong.” Kalimat bijak ini menggambarkan esensi pemikiran Socrates, filsuf besar Yunani kuno yang dikenal luas melalui prinsip dasar kesadaran diri akan keterbatasan pengetahuan. Bagi Socrates, pengakuan akan ketidaktahuan bukanlah bentuk kelemahan, melainkan pintu gerbang menuju kebijaksanaan sejati.
Di tengah era modern yang dibanjiri informasi dan dorongan untuk tampil paling tahu, kutipan ini terasa sangat relevan. Socrates mengajarkan bahwa manusia tidak perlu malu akan ketidaktahuannya. Justru sebaliknya, sikap itu harus menjadi awal dari proses pencarian ilmu yang jujur dan mendalam.
Socrates dan Filosofi Pengakuan Diri
Filsuf yang hidup pada abad ke-5 SM ini terkenal karena metode bertanyanya yang kini dikenal sebagai metode dialektika atau elenchus. Dengan menggali pertanyaan-pertanyaan mendasar dari percakapan sehari-hari, Socrates tidak bermaksud memberikan jawaban, tetapi mendorong orang untuk berpikir lebih dalam. Baginya, kesadaran akan ketidaktahuan merupakan dasar dari pendidikan dan pencarian kebenaran.
Melalui berbagai dialog yang dicatat oleh muridnya, Plato, Socrates sering menunjukkan bahwa mereka yang merasa tahu segalanya justru adalah yang paling tidak tahu. Karena itulah, kutipan ini menjadi peringatan agar tidak terjebak dalam kesombongan intelektual.
Relevansi di Era Informasi
Di era digital saat ini, siapa pun bisa mengakses informasi dalam hitungan detik. Namun, tidak semua informasi berarti pengetahuan, dan tidak semua pengetahuan berarti kebijaksanaan. Banyak orang merasa sudah tahu hanya karena membaca satu artikel atau melihat satu video pendek. Di sinilah pesan Socrates menjadi penting.