Cahaya Hati: 15 Kutipan Terbaik dari Ibn Arabi: Menguak Misteri Kesatuan Wujud dalam Kehidupan Modern
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA – Di antara lautan pemikir dan tokoh sufi dalam sejarah Islam, nama Ibn Arabi (1165–1240 M) hadir bak cahaya yang memecah kabut pemahaman manusia tentang Tuhan dan ciptaan-Nya. Lahir di Murcia, Spanyol (Andalusia), Ibn Arabi tumbuh menjadi seorang filsuf, penyair, dan sufi besar yang ajaran-ajarannya menggugah kesadaran spiritual, bahkan hingga kini.
Ibn Arabi dikenal luas dengan konsep Wahdatul Wujud, atau Kesatuan Wujud—sebuah gagasan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah pancaran dari Wujud Tuhan. Ia tidak menyamakan makhluk dengan Tuhan, tetapi mengajak manusia melihat segala yang ada sebagai manifestasi keindahan dan kehadiran-Nya.
Ajarannya bukan sekadar teori filsafat tinggi, tetapi juga panggilan batin untuk hidup dengan kesadaran Ilahiah di tengah dunia yang kompleks, cepat, dan penuh ilusi. Konsepnya justru semakin relevan dalam kehidupan modern—saat manusia kian terpisah dari makna, dari diri, bahkan dari Tuhannya.
Berikut 15 kutipan terbaik dari Ibn Arabi yang bisa menjadi cermin spiritual sekaligus pemandu dalam menjalani kehidupan masa kini dengan hati yang tercerahkan.
1. “Hati manusia adalah tempat bersemayamnya Tuhan, dan tidak ada rumah yang lebih agung daripada itu.”
Dalam dunia yang sibuk dengan bangunan fisik dan pencapaian luar, Ibn Arabi mengajak kita kembali ke dalam—ke ruang paling sakral dalam diri.
2. “Siapa yang mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuhannya.”
Kutipan ini mencerminkan kesadaran sufi yang mendalam bahwa pengenalan diri bukan sekadar psikologi, tetapi jalan menuju pengetahuan Ilahi.