Prabowo Bicara Blak-blakan: “Saya Tidak Takut Pasar Modal, Indonesia Kuat!”

Prabowo Subianto, Bicara dengan Para Pimpinan Media
Sumber :
  • Viva.co.id

Hambalang, WISATA – Dalam suasana informal namun sarat makna, Presiden Prabowo Subianto menerima enam pemimpin redaksi media besar di kediamannya di Hambalang. Dari pertemuan inilah terungkap pandangan lugas Kepala Negara soal perekonomian, pasar modal, hingga mentalitas bangsa. Tema yang mengemuka: Indonesia jangan rendah diri.

Hasan Nasbi Mundur dari Jabatan Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Ini Alasannya

Salah satu pertanyaan yang memicu respons mendalam datang dari Pemimpin Redaksi tvOne, Lalu Mara Satriawangsa. Ia menanyakan sikap Presiden terhadap kemungkinan anjloknya pasar modal global, menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang kenaikan tarif impor terhadap sejumlah negara. Kekhawatiran yang wajar, sebab fluktuasi bursa saham kerap memicu kegaduhan ekonomi di tanah air.

Namun, Prabowo justru tampil berbeda. Ia tidak menunjukkan kekhawatiran berlebihan. Dengan gaya khasnya yang tegas namun tenang, ia menjawab, “Pasar modal itu naik-turun, itu siklus. Kadang naik, kadang turun. Itu mekanisme pasar. Biasa.”

Pengadaan Gabah Tahun 2025 Sulawesi Selatan Membanggakan

Investasi Jangka Pendek vs Investasi Strategis

Prabowo membedakan secara tegas antara investasi di pasar saham dan investasi langsung atau direct investment. Menurutnya, pemain saham umumnya mengejar keuntungan cepat. Sebaliknya, investor industri seperti yang membangun pabrik pengolahan bauksit, nikel, atau batu bara berpikir jauh ke depan.

Rupiah Melemah Tajam! Sentimen Perang Dagang Trump Picu Anjloknya Nilai Tukar ke Rp 16.958 per Dolar AS

“Yang masuk ke pasar saham, dia cari untung cepat. Tapi yang bikin pabrik, dia rencananya panjang: lima, sepuluh, tiga puluh tahun ke depan. Jadi kita harus bisa bedakan,” kata Prabowo.

Ini bukan sekadar teori. Pandangan tersebut mencerminkan strategi ekonomi nasional yang tengah ia rumuskan. Sebuah pendekatan jangka panjang berbasis pembangunan industri, bukan sekadar mengejar euforia pasar.

Halaman Selanjutnya
img_title