Ketika Takdir dan Kehendak Bertemu: Pelajaran Hidup dari Perspektif Islam

Ilustrasi Rahasia Kehidupan
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra’d: 11)

Sampai Kapan Kamu Menunggu untuk Menuntut yang Terbaik bagi Dirimu? – Seruan Epictetus untuk Bangkit dan Bertindak

Malang, WISATA - Hidup adalah pertemuan antara takdir yang telah ditetapkan dan kehendak manusia untuk mengubah nasibnya. Di dalam ajaran Islam, keseimbangan antara takdir (qadar) dan usaha (ikhtiar) menjadi prinsip utama dalam menjalani kehidupan. Banyak orang bertanya, sejauh mana manusia bisa mengubah kehidupannya? Apakah takdir sudah ditentukan sepenuhnya, atau masih ada ruang bagi manusia untuk berusaha dan meraih perubahan?

Takdir: Ketetapan yang Tidak Bisa Diubah

Jules Evans: “Kesulitan adalah Tempat Pelatihan Kebijaksanaan”

Dalam Islam, takdir merupakan bagian dari rukun iman yang wajib diyakini. Allah telah menetapkan segala sesuatu jauh sebelum manusia diciptakan. Ada beberapa ketentuan yang tidak bisa diubah, seperti waktu kematian, rezeki yang telah ditentukan, dan hal-hal lain yang berada di luar kendali manusia.

Namun, takdir bukanlah sesuatu yang membuat manusia pasrah begitu saja tanpa usaha. Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa manusia harus tetap berikhtiar untuk meraih hasil terbaik dalam hidup.

16 Tahun Bersama Marcus Aurelius: Pelajaran Hidup dari Meditasi Seorang Kaisar Filsuf

Ikhtiar: Jalan Menuju Perubahan

Ayat dalam QS. Ar-Ra’d: 11 dengan tegas menyatakan bahwa perubahan dalam kehidupan manusia bergantung pada usaha yang mereka lakukan sendiri. Artinya, manusia memiliki peran penting dalam menentukan nasibnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengubah keadaan adalah:

Halaman Selanjutnya
img_title